JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, maraknya pemasangan baliho politisi justru menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat.
Menurut Adi, hal itu disebabkan pemasangan baliho tidak diikuti dengan kebijakan dan kerja nyata membantu masyarakat yang sedang kesulitan akibat kondisi pandemi Covid-19.
"Alih-alih mendapatkan simpati dan dukungan publik, yang ada malah cibiran kan? Coba dicek, sejak munculnya baliho-baliho di pinggir jalan, orang bukannya respek, yang ada ya bully-an, kritik keras," kata Adi saat dihubungi, Senin (9/8/2021).
Baca juga: Marak Baliho Politisi, Pengamat: Harusnya Dibarengi Kerja Nyata di Tengah Pandemi
"Bahkan caci-maki tidak berkesudahakan karena dianggap mereka ini asyik dengan dunia mereka sendiri, enggak sensitif dengan kondisi bangsa," kata Adi melanjutkan.
Adi menuturkan, baliho memang medium paling efektif bagi politisi untuk memperkenalkan diri kepada publik.
Kini, masyarakat banyak membicarakan tokoh-tokoh yang memajang wajahnya di baliho seperti Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Namun, Adi mengatakan, para politisi itu justru mendapat tanggapan negatif dari masyarakat, karena publik tidak melihat kerja mereka dalam membantu masyarakat, terutama yang terdampak pandemi.
"Dikenal publik tidak otomatis publik ini suka dan simpatik, itu yang saya bilang makanya baliho itu harus menjadi barang hidup, diterjemahkan dengan program-program nyata," ujarnya.
Baca juga: Baliho Politisi di Mana-mana, Masih Efektifkah Hari Gini?
Adi mengatakan, banyak hal yang bisa dilakukan para elite partai untuk merebut hati rakyat, misalnya dengan melobi fraksi-fraksi di DPR agar anggota dewan memotong gaji dan mendonasikan kepada masyarakat.
Selain itu, mereka juga bisa menginstruksikan pengurus partai dari tingkat pusat hingga daerah untuk memberikan solusi kesehatan dan ekonomi bagi masyarakat.
"Kalau itu yang dilakukan, salah satunya ya, maka baliho-baliho itu bukan hanya di pinggir jalan. Publik, rakyat, akan berebut baliho itu untuk ditaruh di rumah mereka masing-masing karena dianggap sebagai dewa penolong," ujar Adi.
Dalam beberapa waktu terakhir, muncul beragam baliho bergambar wajah-wajah elite partai politik seperti Puan Maharani dan Airlangga Hartarto.
Ada pula baliho Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.