JAKARTA, KOMPAS.com - Angka kematian pasien Covid-19 naik drastis selama Juli 2021.
Dengan berbagai intervensi yang ada, diharapkan lonjakan tersebut mulai bisa melandai pada Agustus 2021.
"Kurang lebih sekitar pekan kedua Agustus harapannya angka kematian sudah turun," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah dalam konferensi pers daring, Rabu (4/8/2021).
Dewi mengungkap, angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia selama Januari hingga April 2021 cenderung turun. Peningkatan baru mulai nampak pada bulan April menuju Mei.
Baca juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 Tembus 100.000 Kasus, Ini 10 Provinsi dengan Kasus Kematian Tertinggi
Kemudian, dari Mei ke Juni, kenaikan angka kematian cukup tinggi mencapai 55 persen. Sementara, dari bulan Juni ke Juli jumlah pasien meninggal melonjak tinggi hingga 27.409 kasus atau naik 348 persen.
"Atau 4 kali lipat lebih tinggi daripada jumlah kematian yang ada di bulan Juni," ujar Dewi.
Dewi merinci, pada pekan pertama Juli angka kematian mencapai 4.440 kasus. Kemudian naik pada pekan kedua Juli menjadi 6.300 kasus.
Pada pekan ketiga jumlahnya kembali naik jadi 8.300 kasus, dan pada pekan keempat Juli melonjak hingga 11.076 kasus.
Dengan angka tersebut, angka kematian pasien Covid-19 selama bulan pekan terakhir Juli rata-ratanya mencapai 1.582 kasus setiap hari.
"Nanti bulan Agustus masuk evaluasi yang berbeda, harapannya sudah semakin jauh lebih turun," ucap Dewi.
Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 Naik Drastis, Satgas: Pasien Datang ke RS Sudah Kritis
Dewi menyebut, tingginya angka kematian seharusnya menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan.
Untuk menekan angka kematian, harus dipastikan pasien Covid-19 mendapat penanganan tepat waktu. Selain itu, penularan virus juga harus dicegah dengan cara pembatasan mobilitas yang ketat dan disiplin protokol kesehatan.
Bersamaan dengan itu, pemerintah terus meningkatkan upaya 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi.
"Karena kita tahu sekalipun kita terinfeski harapannya tidak menjadi gejala berat apalagi kritis yang pelru ke rumah sakit, jadi lebih terlindungi dengan vaksin," kata Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.