JAKARTA, KOMPAS.com - Co-Founder LaporCovid-19 Irma Hidayana mengatakan, percuma jumlah angka kasus Covid-19 harian turun apabila jumlah testing turut merosot.
Tanpa ada testing yang masif, penularan Covid-19 dan kematian tak bisa diketahui dengan pasti jumlahnya.
"(Data) kemarin jumlah tes hanya sedikit sekali, hanya sekitar 65.000, saya tidak lihat (data) antigen ya, saya lihat PCR dan TCM. Kemudian positivity rate kita masih cukup tinggi, berkisar 40 persen setiap hari, yang paling penting positivity rate ini. Enggak ada gunanya kita melihat angka kasus yang turun tapi disertai turunnya jumlah tes," jelas dia dalam diskusi virtual yang diadakan Indonesia Corruption Watch (ICW), Kamis (22/7/2021).
Baca juga: LaporCovid-19 Ungkap Ada Warga yang Isoman, tapi Tak Diperhatikan Puskesmas
Jik membandingkan kematian Covid-19 di Indonesia dengan beberapa negara lain, angka di sini memang lebih kecil. Tapi, itu karena testing yang rendah.
Irma mengajak masyarakat untuk juga melihat angka pemeriksaan Covid-19 setiap harinya.
"Maka yang perlu dilihat itu testingnya, karena angka kasus tidak ditemukan, kematian terkonfirmasi tidak akan ditemukan dan tidak akan dihitung kalau tidak dites PCR," kata dia.
"Bagaimana mereka yang meninggal yang menunjukan gejala klinis tapi tidak punya akses untuk melakukan PCR? Dan saya kira itu masih banyak sekali di Indonesia," sambungnya.
Irma menuturkan, mestinya testing menjadi prioritas dan kewajiban pemerintah selain program percepatan vaksinasi.
Sebab masih banyak masyarakat yang tidak memiliki cukup biaya atau akses untuk bisa melakukan testing misalnya dengan menggunakan metode PCR yang terhitung memakan biaya tidak murah.
"Karena sebenarnya (testing) itu tugas negara untuk memenuhi hak atas kesehatan, melalui testing, atau vaksinasi dan lain sebagainya," imbuhnya.
Baca juga: LaporCovid-19: 548 Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Jawa Barat Terbanyak
Diketahui pekan lalu sejak Rabu (14/7/2021) hingga Sabtu (17/7/2021) penambahan kasus harian Covid-19 selalu melewati angka 50.000, namun jumlah testing pada periode tersebut tak pernah kurang dari 240.000 spesimen.
Namun mulai Minggu (18/7/2021) penurunan kasus harian tercatat berada dibawah 35.000 karena jumlah testing juga menurun.
Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan kondisi ini belum bisa menjadi patokan bahwa penurunan penyebaran Covid-19.
"Kita belum melewati puncak pandemi, penurunan kasus itu di tengah penurunan jumlah testing dan positivity rate yang meningkat. Jadi tidak mencerminkan adanya penurunan sebetulnya," ucap Dicky pada Kompas.com, Senin (19/7/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.