Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Upaya Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Wartawan

Kompas.com - 31/05/2021, 08:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Moehammad Gafar Yoedtadi dan Fatima Asni Soares

TAHUN 2021, Dewan Pers punya agenda penting, yakni melakukan sertifikasi kompetensi wartawan di seluruh Indonesia. Ini kerja besar karena dilakukan secara simultan di 34 provinsi, dengan melibatkan 18 lembaga uji kompetensi wartawan (UKW).

Lembaga uji yang telah mendapat izin dari Dewan Pers antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Lembaga Pendidikan Pers dr Soetomo, dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia (Dewan Pers, 2021).

Februari hingga Maret 2021 Dewan pers telah melaksanakan UKW di 18 provinsi, dengan hasil 896 wartawan dinyatakan kompeten. Dewan pers menargetkan tahun ini mampu memberikan sertifikasi kepada 1.700 wartawan (BeritaSatu, 2021).

Sertifikasi bukan formalitas

Sertifikasi kompetensi wartawan merupakan hal penting yang harus dilalui wartawan sebagai bentuk legitimasi kecakapan dan peningkatan kualitas serta profesionalitas wartawan.

Sertifikasi bukan sekadar formalitas, tetapi berperan penting dalam pembentukan wartawan profesional.

Sertifikasi kompetensi merupakan salah satu bentuk uji kelayakan sebuah profesi, sebagaimana profesi lain, seperti dokter, notaris, pengacara, guru, dosen.

Tak salah jika Dewan Pers ingin setiap wartawan memiliki sertifikasi kompetensi, artinya lulus uji kompetensi dan menjadi wartawan yang professional.

Peraturan Dewan Pers No. 4 tahun 2017 tentang Sertifikasi Kompetensi Wartawan menyebut ada enam tujuan sertifikasi kompetensi (Dewan Pers, 2021).

  1. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan.
  2. Menjadi acuan sistem evaluasi kinerja wartawan oleh perusahaan pers.
  3. Menegakkan kemerdekaan pers berdasarkan kepentingan publik.
  4. Menjaga harkat dan martabat kewartawanan sebagai profesi penghasil karya intelektual.
  5. Menghindarkan penyalahgunaan profesi wartawan.
  6. Menempatkan wartawan pada kedudukan strategis dalam industri pers.

Motif mengikuti sertifikasi wartawan

Program sertifikasi kompetensi wartawan sebenarnya sudah diluncurkan Dewan Pers lebih dari satu dekade. Tercatat 18.000 wartawan telah lulus UKW dan menerima sertifikat serta kartu tanda lulus uji kompetensi.

Namun, sertifikasi kompetensi wartawan agaknya belum dianggap penting. Sebuah kajian yang dilakukan Waluyo (2018) meneliti efektivitas UKW terhadap profesionalitas wartawan mengungkapkan bahwa masih adanya keengganan wartawan mengikuti sertifikasi disebabkan oleh dua hal:

  1. Sertifikasi tidak serta merta menaikkan pendapatan atau kesejahteraan wartawan;
  2. Belum ada komitmen perusahaan media yang menuntut wartawannya mengikuti sertifikasi.

Berangkat dari penelitian tersebut, penulis melakukan kajian lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui motif-motif wartawan mengikuti UKW (Yoedtadi et all, 2021).

Partisipan penelitian diambil dari beberapa wartawan televisi di Aceh yang telah mengikuti UKW.

Meskipun mengetahui bahwa sertifikasi tidak otomatis meningkatkan kesejahteraan wartawan dan tidak diwajibkan oleh perusahaan media tempat berkerja, mereka tetap berminat untuk mengikuti UKW dan berusaha keras untuk lulus.

Penelitian yang penulis lakukan menggunakan pisau analisis teori motif Alfred Schutz. Teori ini membagi motif menjadi dua jenis, yakni:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com