Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Situasi Pandemi Makin Buruk, Varian Baru Lebih Cepat Menular

Kompas.com - 24/05/2021, 16:44 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi pandemi Covid-19 disebut mengalami perburukan pasca munculnya dua varian baru yang tersebar di masyarakat yakni B.1.1,7 dari Inggris, dan B.1.617.2 dari India.

Hal itu disampaikan Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyusul munculnya kasus infeksi Covid-19 yang terjadi dengan cepat di tiga tempat yaitu Cilacap Jawa Tengah; Cilangkap Jakarta Timur; dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

"Ini adalah bukti bahwa sebetulnya situasi makin buruk, varian baru ini lebih cepat menular," kata Dicky pada Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Baca juga: Pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet Terus Meningkat, Warga Jakarta Jangan Lengah

Menurut Dicky ditemukannya kasus di tiga lokasi itu bukan karena proses tracing dari pemerintah yang mengalami perbaikan.

"Kalau bicara kapasitas tracing belum ada perbaikan signifikan. Misalnya pada kasus terungkapnya penyebaran Covid-19 di Cilacap yang terjadi pada sejumlah petugas kesehatan di tempat kerja yang sama, itu tidak bisa merepresentasikan bahwa tingkat testing tracing kita lebih bagus," paparnya.

Penyebabnya menurut Dicky hingga saat ini tingkat positivity rate di Indonesia masih diatas 10 persen.

Lalu, ia melanjutkan, wilayah-wilayah di Indonesia belum dapat memenuhi syarat minimal testing yang diterapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) dengan ketentuan 1 testing banding 1.000 populasi setiap pekan.

"Faktanya tes positivity rate kita jauh diatas 10 persen. Testing kita masih jauh dari kriteria ideal untuk tes positivity rate baik dari sisi testing skala penduduk dan skala pandemi, masih jauh," jelas Dicky.

"Dalam evaluasi 3 bulan terakhir saja baru 3 provinsi yang memenuhi kriteria WHO untuk 1 orang di tes per 1.000 populasi setiap minggu, yakni hanya DKI Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera Barat," sambungnya.

Dengan situasi ini, sambung Dicky, pemerintah mesti meningkatkan kapasitas testing dan tracing.

Selain itu juga menjalankan isolasi dan karantina secara efektif.

"Efektif di sini maksudnya adalah memberi dukungan pada masyarakatnya yang sedang menjalani isolasi mandiri. Dengan cara memenuhi kebutuhan dasarnya selama menjalani proses isolasi," sebut Dicky.

Dicky juga meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terkait penggunaan masker.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Wamenkes Sebut Dampak Libur Lebaran Mulai Terasa

"Kalau dulu sebelum ada varian baru muncul kepatuhan masyarakat menggunakan masker berada di angka 50 persen. Maka sekarang harus di tingkatkan minimal di angka 75 persen," ujar dia.

Disisi lain, masyarakat juga diminta untuk semakin patuh pada protokol kesehatan 5M.

Peningkatan kepatuhan itu, lanjut Dicky, bisa dengan memakai masker dua lapis dan semakin menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

"Kepatuhan masyarakat akan 5M harus ditingkatkan misalnya pakai masker 2 lapis, menjaga jarak minimal 2 meter, dan bahkan menggunakan masker di rumah jika ada anggota keluarga yang sakit," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com