Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Interupsi, Sejumlah Anggota DPR Sampaikan Desakan Bantu Palestina

Kompas.com - 20/05/2021, 14:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota DPR memberikan interupsi pada rapat paripurna ke-18 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2020-2021, Kamis (20/5/2021). Dalam interupsi tersebut, sejumlah anggota dewan mendorong semua pihak untuk mendukung Palestina yang kini tengah menghadapi serangan militer Israel.

Anggota Fraksi Partai Gerindra Endang S Thohari mendorong bangsa Indonesia untuk menaruh perhatian dan solidaritas pada konflik yang terjadi di Palestina.

Ia mengatakan, solidaritas itu bukan berpihak pada agama, melainkan berpihak pada melawan penjajahan yang hingga kini masih terjadi di Tanah Palestina.

"Karena pada hakikatnya, penjajahan di dunia ini harus kita hilangkan. Jadi kita tidak berpihak pada agama, namun berpihak pada penjajahan yang oleh semua agama pun dilarang," kata anggota Komisi IV itu saat memberikan interupsi dalam rapat paripurna DPR, Kamis (20/5/2021).

Lanjutnya, solidaritas tersebut semestinya dapat dilakukan Indonesia dengan membuat langkah konkret untuk membela Palestina.

Baca juga: Hamas Minta Dukungan Jokowi dan Indonesia Soal Palestina

Endang berharap, Indonesia dapat memanfaatkan momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2021 untuk membela Palestina.

"Kita sebagai negara yang berkesatuan dan kesatuan Indonesia. Khususnya dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, saya berharap Indonesia harus membuat satu strategi yang konkret untuk membela Palestina," jelasnya.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat Anton Sukartono Suratto menyampaikan hal yang sama untuk mendesak pemerintah mengambil langkah nyata mendukung Palestina dari serangan Israel.

Anton menekankan, Indonesia dapat mewujudkan gencatan senjata di Palestina dengan cara mendorong Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengadakan pertemuan luar biasa tingkat tinggi.

"Pertemuan itu membahas rencana kelanjutan penanganan krisis di Palestina. Selain itu, Indonesia juga bisa mengupayakan mediasi PBB lainnya dalam memantau langsung kejadian di lapangan dan memberi rekomendasi kepada proses negosiasi yang damai," ujarnya.

Baca juga: Kenapa Banyak Gambar Satelit Israel dan Palestina yang Kabur?

Adapun anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta mendorong Indonesia untuk pro aktif mendukung Palestina terlepas dari belenggu penjajahan.

Ia menekankan bahwa secara konstitusional dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengamanahkan kepada siapapun yang sedang memerintah di Indonesia untuk pro aktif mendukung setiap bangsa yang sedang berjuang melawan penjajah.

Selain itu, hal yang sama, menurutnya juga diamanahkan kepada siapapun yang menjadi Warga Negara Indonesia.

"Maka tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia ini untuk tidak mendukung kemerdekaan Palestina. Kami mendorong kepada pemerintah Indonesia untuk bukan hanya secara normatif, tapi secara pro aktif melakukan langkah-langkah agar semakin mendekatkan satu-satunya bangsa yang masih terjajah ini menuju kemerdekaannya," tutur Sukamta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com