Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Maksimalkan 200 Hektar Sawah Di Cirebon, Dompet Dhuafa Kolaborasi dengan 173 Petani

Kompas.com - 14/04/2021, 11:59 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comDompet Dhuafa melalui program Social Trust Fund (STF) berkolaborasi dengan 173 petani pemberdayaan di bawah komando koperasi Masjid Al Muhtadin (MAM).

Hasilnya mereka berhasil melakukan panen perdana untuk 200 hektar (ha) lahan pada Minggu (11/4/2021).

Adapun panen tersebut menghasilkan sekitar 10,5 ton gabah per ha dan total 2.100 ton dalam masa tanam empat bulan di Guwa Lor, Kaliwedi, Kabupaten Cirebon.

Direktur Pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa Dhoni Marlan mengatakan, program STF merupakan pilot project pertama Dompet Dhuafa dengan koperasi .

“Di kolaborasi ini, kami bawa sistem baru untuk menumbuhkan kesejahteraan perekonomian berbasis pertanian," jelasnya di depan para petani yang hadir di panen perdana tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Program Pemberdayan Hidroponik di Sulsel Diapresiasi Dompet Dhuafa, Mengapa?

Dhoni menjelaskan, Dompet Dhuafa melalui program STF menggulirkan modal usaha guna memajukan dan memberdayakan masyarakat untuk menggarap lahan 1000 ha dan mendukung program ketahanan pangan.

Program ini dilatarbelakangi kondisi Indonesia yang merupakan negeri agraris dengan lahan pertanian yang luas. Namun, sayangnya nasib sebagian besar petani masih belum masuk di level sejahtera.

Biaya yang tinggi dan manajemen penghasilan yang tak seberapa, membuat banyak petani kelimpungan. Untuk itu, Dompet Dhuafa pun mengalokasikan sebagian amanah donatur untuk menggarap potensi tersebut.

Mengusung konsep perpaduan antara bisnis sosial dengan pengelolaan dana sosial, langkah tersebut mampu memangkas tata niaga yang panjang dan merugikan.

Baca juga: Sebagai Bentuk Apresiasi, Dompet Dhuafa Bekali Para Relawan dengan Skill Vertical Rescue

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan Ketua Koperasi Al Muthadin Syahrudin mengatakan, pihaknya senang dengan kolaborasi ini.

Dia menerangkan, gabah yang dihasilkan adalah dari jenis gabah KEBO. Bibit gabah yang dipakai berukuran besar yang di produksi langsung masyarakat setempat.

Produksinya juga menggunakan sistem baru modal penyertaan untuk menggulirkan program tersebut.

“Jadi, Dompet Dhuafa memberikan modal untuk produksi, kami yang mengelola sampai panen lagi dan nantinya hasil panen tersebut 5 persennya disalurkan untuk berzakat yang juga akan memberdayakan sesame,” ujarnya.

Senada, Kuwu (Kepala Desa) Guwa Lor Haji Matsudi juga mengapresiasi program ini.

Pihaknya merasa hasil panen ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dalam menjalankan kewajiban dunia dan akhirat.

“Sebab, mereka dapat memenuhi perekonomian keluarga sekaligus menjalankan perintah agama untuk berzakat," ungkapnya.

Baca juga: Bantu Korban Gempa Sulbar, Dompet Dhuafa Resmikan RS Lapangan di Mamuju

Adapun, program panen yang memberdayakan 173 petani untuk menggarap 200 ha sawah di Desa Guwa Lor tersebut menggabungkan sistem tradisional dan modern.

Selain memberikan akses petani dalam pembiayaan, program zakat produktif juga berdampak menstabilkan harga hasil panen.

Hal tersebut, yentunya akan memangkas sistem ijon dan menguatkan kolaborasi antar penggerak dalam mensejahterakan perekonomian petani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com