Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Wakil DPR Azis Imbau Masyarakat untuk Tidak Mengunggah Peristiwa Terorisme di Medsos

Kompas.com - 28/03/2021, 19:58 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Aksi bom bunuh diri yang terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (28/3/2021) disinyalir sebagai upaya pengalihan aksi dan target terorisme.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Azis Syamsuddin. Aziz mengatakan, setelah menangkap 22 orang terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) di wilayah Jawa Timur, Kamis (18/3/2021), polisi menerima pesan teror melalui aplikasi WhatsApp.

“Ancaman teror sebenarnya telah beredar dan diterima aparat pasca-penangkapan tersebut. Sasaran ternyata beralih ke Makassar. Kami prihatin dan menyesalkan peristiwa itu terjadi,” ujar Azis dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Baca juga: Mahfud: Bom Bunuh Diri di Makassar adalah Teror, Musuh Kemanusiaan

Sebagai informasi, bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar terjadi pada Minggu pagi. Di lokasi ledakan, telah ditemukan potongan tubuh dengan kondisi mengenaskan. Badannya hancur beserta sepeda motor yang dikendarai teroris.

Kasus tersebut sedang ditangani aparat kepolisian. Sejumlah jalan di sekitar lokasi kejadian pun ditutup.

“Jika aksi bom bunuh diri (di Makassar) benar dilakukan jaringan JI, muncul spekulasi ada pergeseran dan pergerakan para terduga teroris setelah penangkapan di Jawa Timur. Skemanya berubah, (harap) waspada,” ungkap Azis.

Azis juga mengisyaratkan adanya sel-sel baru terorisme yang sudah bergerak ke berbagai daerah dari Jawa Timur. Dugaan tersebut merujuk dari dua peristiwa yang saling berkaitan.

Baca juga: Korban Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar Bertambah Jadi 20 Orang

“Skemanya sudah matang. DPR pun meminta Detasemen Khusus 88 (Densus 88) untuk segera bergerak. Sebab, dikhawatirkan akan ada aksi serupa yang disiapkan di lokasi berbeda,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar.

Pria yang sempat duduk sebagai Ketua Komisi III itu mengimbau masyarakat untuk tenang, khususnya yang dekat dengan lokasi kejadian. Azis juga meminta warga agar tidak mengunggah gambar-gambar ledakan tersebut.

“Aparat sedang bergerak. Serahkan prosesnya kepada penegak hukum. Jangan pula posting gambar-gambar atau video ledakan apalagi jasad korban. Mem-posting gambar-gambar ke jejaring media sosial adalah bagian dari upaya pelemahan dan mengganggu psikologi, khususnya keluarga korban,” tegas Azis.

Baca juga: Cerita Kosmas, Sekuriti Gereja Katedral yang Mengadang Pelaku Bom Bunuh Diri Masuk ke Gereja

Azis memastikan bahwa aksi pengeboman tersebut merupakan “rencana hitam” para terorisme yang tidak menyukai kondisi dan situasi di daerah tertentu.

“Usut tuntas. Bongkar jaringan ini. Saya yakin Densus 88 Anti-Teror mampu bekerja dengan baik. Sekali lagi, mohon kiranya untuk bijak di media sosial. Kejadian ini adalah duka kita bersama, jaga jarimu, jaga ruang komunikasi digital kita dengan bijak,” pesan Azis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com