Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

155.000 WNI Tiba di Tanah Air Sejak Mei 2020, 3.822 Positif Covid-19

Kompas.com - 24/02/2021, 18:33 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sub Koordinator Karantina Kesehatan Wilayah dan Pos Lintas Batas Darat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Made Yosi Purbadi Wirentana mengungkapkan, sejak Mei 2020 hingga Februari 2021, tercatat 155.000 jumlah kedatangan repatriasi warga negara Indonesia (WNI).

"Dari bulan Mei 2020 sampai Februari 2021 ini, itu jumlah kedatangan repatriasi sampai saat ini jumlahnya 155 ribuan," kata Yosi dalam diskusi daring BNPB bertajuk "Mekanisme Kedatangan Pelaku Perjalanan Internasional" Rabu (24/2/2021).

Baca juga: Kemenkes Tegaskan Protokol Pengawasan Perjalanan Luar Negeri untuk WNI dan WNA

Sementara itu, menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan repatriasi, ditemukan lebih dari 3.822 orang positif Covid-19.

"Yang positif sampai saat ini, dari Mei 2020 sampai Februari 2021 ini, positif jumlahnya 3.822. Artinya sebanyak 3.822 itu sudah kita lakukan upaya cegah tangkal," ujar dia.

Menurut Yosi, apabila upaya cegah tangkal dengan screening tersebut tidak berhasil dilakukan, kasus positif Covid-19 di Indonesia akan bertambah di wilayah-wilayah.

Yosi menyebut, banyaknya jumlah kedatangan warga dari luar negeri bisa diartikan bahwa risiko penularan Covid-19 ke Indonesia dari luar cukup besar. 

Baca juga: Kemenkes: Mayoritas WNI yang Kembali dari Arab Saudi Positif Covid-19

Proses repatriasi WNI sudah dilakukan sejak kepulangan anak buah kapal (ABK) repatriasi pada awal masa pandemi.

Menurut dia, kepulangan repatriasi harus melalui screening kesehatan yaitu tes PCR Covid-19. Mereka harus menjalani tes itu sebanyak dua kali setiba di Indonesia.

"Jika hasil positif, pelaku perjalanan akan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran atau juga bisa ke Wisma Atlet Pademangan Tower 8," ucap dia.

Baca juga: UPDATE: Total 3.282 WNI Terpapar Covid-19 di Luar Negeri, Kasus Perdana di Peru

Pada kesempatan tersebut, Komandan Lapangan RS Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Letkol Laut Arifin mengatakan, mereka yang positif Covid-19 dan mengalami perburukan akan dirujuk ke RSD Wisma Atlet Kemayoran.

Sebab, Wisma Atlet Kemayoran memiliki fasilitas ICU hingga HCU.

"Dari repatriasi tersebut, kalau dia memang ada komorbid, ada penyakit menyerta, dan mengalami desaturasi, kita sudah terbiasa dari dulu. Jadi kerjasama dari repatriasi, dia akan didorong ke UGD kita di tower 6 dan akan dirawat di tempat kita, baik WNI maupun WNA," kata Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com