Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Pertanyakan Maksud Marzuki Alie Ungkap "Megawati Kecolongan 2 Kali"

Kompas.com - 18/02/2021, 20:08 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan maksud mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie menyinggung pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Menurut Marzuki, SBY menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.

Herzaky mengatakan, hal ini dapat diartikan bahwa para pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) masih mencoba menyebar fitnah dan tuduhan tak berdasar.

Baca juga: Politikus Demokrat Bantah Memfitnah Marzuki Alie Terkait Kudeta Demokrat

"Pertanyaan besar mengemuka tatkala Pak Marzuki Alie yang sebelumnya selalu mengklaim tidak terlibat GPKPD, mengapa ikut-ikutan menyebar tuduhan dan informasi yang tidak dapat diverifikasi, selain oleh Pak Marzuki Alie sendiri?" tanya Herzaky dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).

Ia melanjutkan, sejak awal telah disampaikan bahwa Partai Demokrat membuka adanya GPKPD ke publik sebagai bahan pembelajaran bersama bagi partai-partai politik lain.

Sebab, ia menilai hal ini bisa saja terjadi pada partai politik lainnya dan berbahaya bagi demokrasi bangsa.

"Gerakan ini merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara yang berbahaya bagi demokrasi kita," ujarnya.

Herzaky berpandangan, para pelaku GPKPD yang sudah ditolak mentah-mentah kader dan para pemilik suara sah Partai Demokrat sampai kini masih mencoba untuk menyebar fitnah dan tuduhan tak berdasar.

Dia menilai, pelaku GPKPD mungkin frustrasi gerakannya gagal, sehingga masih menyebar fitnah dan tuduhan di mana-mana.

Baca juga: Dukung KLB, Ketua DPC Partai Demokrat Blora Dicopot

"Padahal salah satu pelakunya adalah orang lingkar dalam kekuasaan," tambahnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa hal ini bukan menyangkut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) versus Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, persoalan yang ada juga bukan pula menyangkut Partai Demokrat melawan partai PDI Perjuangan (PDI-P).

"Apalagi Ibu Megawai dan Bapak SBY. Ini adalah perjuangan melawan penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, yang mengancam dan merusak demokrasi kita," tegasnya.

Oleh karena itu, Herzaky meminta semua pihak untuk tidak mencoba mengadu domba SBY dan Megawati atau pun mengadu domba Partai Demokrat dan PDI-P.

Sebab, menurutnya, sosok SBY dan Megawati seharusnya ditempatkan dalam posisi terhormat karena pernah dipercaya memimpin negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com