JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan maksud mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie menyinggung pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Marzuki, SBY menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.
Herzaky mengatakan, hal ini dapat diartikan bahwa para pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) masih mencoba menyebar fitnah dan tuduhan tak berdasar.
Baca juga: Politikus Demokrat Bantah Memfitnah Marzuki Alie Terkait Kudeta Demokrat
"Pertanyaan besar mengemuka tatkala Pak Marzuki Alie yang sebelumnya selalu mengklaim tidak terlibat GPKPD, mengapa ikut-ikutan menyebar tuduhan dan informasi yang tidak dapat diverifikasi, selain oleh Pak Marzuki Alie sendiri?" tanya Herzaky dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).
Ia melanjutkan, sejak awal telah disampaikan bahwa Partai Demokrat membuka adanya GPKPD ke publik sebagai bahan pembelajaran bersama bagi partai-partai politik lain.
Sebab, ia menilai hal ini bisa saja terjadi pada partai politik lainnya dan berbahaya bagi demokrasi bangsa.
"Gerakan ini merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara yang berbahaya bagi demokrasi kita," ujarnya.
Herzaky berpandangan, para pelaku GPKPD yang sudah ditolak mentah-mentah kader dan para pemilik suara sah Partai Demokrat sampai kini masih mencoba untuk menyebar fitnah dan tuduhan tak berdasar.
Dia menilai, pelaku GPKPD mungkin frustrasi gerakannya gagal, sehingga masih menyebar fitnah dan tuduhan di mana-mana.
Baca juga: Dukung KLB, Ketua DPC Partai Demokrat Blora Dicopot
"Padahal salah satu pelakunya adalah orang lingkar dalam kekuasaan," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa hal ini bukan menyangkut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) versus Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, persoalan yang ada juga bukan pula menyangkut Partai Demokrat melawan partai PDI Perjuangan (PDI-P).
"Apalagi Ibu Megawai dan Bapak SBY. Ini adalah perjuangan melawan penyalahgunaan kekuasaan, abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, yang mengancam dan merusak demokrasi kita," tegasnya.
Oleh karena itu, Herzaky meminta semua pihak untuk tidak mencoba mengadu domba SBY dan Megawati atau pun mengadu domba Partai Demokrat dan PDI-P.
Sebab, menurutnya, sosok SBY dan Megawati seharusnya ditempatkan dalam posisi terhormat karena pernah dipercaya memimpin negeri.
"Tidak malah kita bawa-bawa dan adu domba untuk kepentingan pribadi, apalagi segelintir orang yang tidak bermartabat," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, Marzuki Alie mengungkapkan SBY pernah menyatakan bahwa ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali saat Pilpres 2004.
Hal itu diungkapkan Marzuki dalam perbincangannya bersama eks politisi Partai Nasdem Akbar Faisal di kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored.
Baca juga: Marzuki Alie: SBY Bilang Megawati Kecolongan Dua Kali di Pilpres 2004
Kompas.com telah diizinkan oleh Akbar untuk mengutip perbincangannya dengan Marzuki yang tayang di kanal YouTube miliknya itu.
Kala itu, kata Marzuki, Megawati mencalonkan sebagai presiden bersama Hasyim Muzadi sebagai wakilnya, namun kalah dari SBY-JK.
“Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia yang pindah. Kecolongan kedua dia ambil Pak JK. Itu kalimatnya,” kata Marzuki sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored, Kamis (11/2/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.