Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Alie: SBY Bilang Megawati Kecolongan Dua Kali di Pilpres 2004

Kompas.com - 17/02/2021, 18:27 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie mengungkapkan eks ketua umum sekaligus pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menyatakan bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali saat Pilpres 2004.

Hal itu diungkapkan Marzuki dalam perbincangannya bersama eks politisi Partai Nasdem Akbar Faisal di kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored.

Kompas.com telah diizinkan oleh Akbar untuk mengutip perbincangannya dengan Marzuki yang tayang di kanal YouTube miliknya itu.

Baca juga: Tak Pernah Berpikir Pindah Partai, Marzuki Alie: Saya Ini Mereknya SBY

Mulanya Akbar menanyakan alasan kemarahan Marzuki saat dituding terlibat dalam upaya melengserkan putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi ketua umum Partai Demokrat.

Marzuki lantas mengungkapkan ia tak terima dituduh hendak mengudeta AHY karena ia memiliki rasa kecintaan yang besar terhadap Partai Demokrat.

“Saya sayang lho dengan Demokrat ini. Saya masih anggota, saya enggak pernah berhenti. Saya tuh diajak orang pindah ke partai A saya bilang biarlah saya di sini (Demokrat). Ada beberapa partai yang nawarkan,” kata Marzuki sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored, Kamis (11/2/2021).

Ia lalu menceritakan pernah menjadi orang yang sangat dipercaya SBY di masa awal berdirinya Partai Demokrat sekaligus pencalonan SBY sebagai presiden di Pilpres 2004.

Salah satu momen yang dikenang Marzuki ialah ketika SBY memanggilnya untuk berbicara empat mata usai hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2004 diumumkan. Saat itu Demokrat berhasil meraup 7 persen suara.

Baca juga: Tak Terima Dituding Lengserkan AHY, Marzuki Alie Hubungi Langsung SBY

Dalam pertemuan itu, untuk pertama kalinya SBY menceritakan rencananya kepada orang lain untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan akan berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) sebagai wakilnya.

SBY dan Kalla sama-sama menjabat sebagai menteri di kabinet yang dipimpin Megawati. Saat itu SBY menjabat Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) dan JK menjabat Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). Namun saat itu SBY mengundurkan diri dari jabatan menteri menjelang dimulainya Pemilu 2004.

“Rupanya dalam pembicaraan itu beliau menyampaikan ‘Ok kita udah lolos’. Karena saya kan sebelumnya ikut dalam kampanye kan. Sebagai narasumber saya sering bicara di forum tim kampanye. Jadi Pak SBY tahu persis kerjaan saya. Waktu itu Pak SBY menyampaikan ke saya akan berpasangan dengan Pak JK,” ujar Marzuki.

Marzuki lalu mengungkapkan pernyataan SBY yang mengatakan Megawati kecolongan dua kali saat Pilpres 2004. Kala itu Megawati mencalonkan sebagai presiden bersama Hasyim Muzadi sebagai wakilnya, namun kalah dari SBY-JK.

“Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia yang pindah. Kecolongan kedua dia ambil Pak JK. Itu kalimatnya,” kata Marzuki.

Saat ditanya kembali oleh Akbar makna dari pernyataan kecolongan dua kali, Marzuki enggan membahas lebih lanjut.

Baca juga: Marzuki Alie Minta AHY Tak Jadi Pemimpin yang Cengeng

Akbar lalu menanyakan kembali apakah pernyataan SBY itu berarti menunjukkan bahwa Presiden keenam RI itu memang sudah merencanakan sejak awal untuk mencalonkan diri sebagai presiden di Pilpres 2004.

Marzuki kembali enggan menjawab. Ia khawatir keliru menafsirkan pernyataan SBY tersebut.
“Saya enggak ngerti, enggak mau bahas terlalu jauh. Saya menangkap ucapan yang ada saja. Saya enggak mau nanti salah menafsirkan,” tutur Marzuki.

“Orang kecolongan dua kali bisa aja berarti sekarang saya berhenti (dari posisi menteri), nanti Pak JK berhenti (dari posisi menteri). Bisa dianggap dua kali. Silakan, persepsi orang beragam,” lanjut Marzuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com