Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Keluhkan Banyaknya Informasi Tak Dukung Kerja Kolaborasi Hadapi Pandemi

Kompas.com - 29/01/2021, 13:03 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengeluhkan banyaknya informasi di tengah masyarakat yang tidak mendukung kerja kolaborasi melawan pandemi Covid-19.

"Di mana informasi yang tersebar, yang berkeliaran, yang mengisi ruang pubik kita, banyak informasi yang tidak mendukung kerja kolaborasi, yang saling mempersalahkan, tidak membangun kekuatan bersama. Ini yang harus dihadapi," ujar Johnny dalam acara "Rosi: Covid-19 Tembus 1 Juta, Kita Bisa Apa?" Kamis (28/1/2021).

Padahal, kata dia, situasi saat ini diperlukan adanya kerja sama semua elemen bangsa untuk bisa memutus mata rantai Covid-19 di Tanah Air.

Baca juga: Masyarakat Dapat Gugat Pemerintah yang Lalai Tangani Pandemi Covid-19

Menurutnya, hal ini mutlak dilakukan agar Indonesia segera keluar dari situasi pandemi.

"Itu mutlak, dalam hal bagaimana secara bersama-sama memutus rantai Covid-19 sekaligus di saat bersamaan kita memulihkan perekonimian nasional," kata dia.

Ia menambahkan, kolaborasi penting dilakukan sebagaimana kehadiran vaksin di Indonesia.

Menurutnya, negara tidak bisa bekerja seorang diri untuk bisa mengakhiri penyebaran Covid-19.

Hal ini diperlukan kolaborasi agar bisa menciptakan kepercayaan dan optimisme di tengah masyarakat.

Baca juga: Pemerintah Izinkan Semua RS Buka Pelayanan untuk Pasien Covid-19, IDI Singgung Soal Pembiayaan

"Jadi tidak bisa dikerjakan satu negara sendiri, demikian pula di dalam negara, tidak mungkin bisa dilakukan satu komponen saja," kata dia.

"Ini harus dilakukan bersama, harus dilakukan secara kolaborasi dan harus dibangun kepercayaan dan optimisme masyarakat," sambung dia.

Hingga Kamis (28/1/2021), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 1.037.993 kasus.

Sementara, angka kesembuhan menembus 842.122 dan kematian mencapai 29.331 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com