Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LHK Sebut Banjir Kalsel karena Anomali Cuaca, Bukan Susutnya DAS Barito

Kompas.com - 20/01/2021, 17:21 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) membantah penyebab banjir di Kalimantan Selatan karena menyusutnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito wilayah Kalimantan Selatan.

Ia menegaskan asal-muasal banjir di Kalimantan Selatan karena terjadinya anomali cuaca.

"Penyebab banjir Kalimantan Selatan (karena) anomali cuaca dan bukan soal luas hutan di DAS Barito wilayah Kalimantan Selatan," ujar Siti dikutip dari akun twitternya, @SitiNurbayaLHK, Rabu (20/1/2021).

Siti menerangkan, secara keseluruhan, Kalimantan mempunyai area DAS seluas 6,2 juta hektar. Di mana 1,8 juta hektar di antaranya berada di DAS Barito wilayah Kalimantan Selatan.

Baca juga: Banjir Kalsel, 6 Warga Masih Dinyatakan Hilang

Dari keseluruhan DAS Kalimantan, 94,5 persen dari total wilayah hulu DAS Barito berada di dalam kawasan hutan.

Merujuk data 2019, 83,3 persen hulu DAS Barito masih bertutupan hutan alam. Sedangkan, 1,3 persen sisanya merupakan hutan tanaman. Dengan demikian, klaim Siti, hulu DAS barito masih bagus.

"Dalam hal ini hulu DAS Barito masih terjaga baik," kata Siti.

Siti menerangkan, bagian DAS Barito yang berada di wilayah Kalimantan Selatan secara kewilayahan hanya mencakup 40 persen kawasan hutan.

Sementara, 60 persen lainnya mencakup Areal Penggunaan Lain (APL) atau bukan kawasan hutan.

Ia menegaskan kondisi DAS Barito di wilayah Kalimantan Selatan tidak sama dengan DAS Barito Kalimantan secara keseluruhan.

DAS Barito di wilayah Kalimantan Selatan berada di lahan untuk masyarakat (APL) yang didominasi pertanian lahan kering campur semak, sawah, serta kebun.

Ia menyebut kejadian banjir pada DAS Barito di wilayah Kalimantan Selatan berada pada Daerah Tampung Air (DTA) Riam Kiwa, DTA Kurau dan DTA Barabai.

"Karena curah hujan ekstrem dan sangat mungkin terjadi dengan recurrent periode 50 hingga 100 tahun," tegas Siti.

Sebelumnya, jagat media maya diramaikan dengan sebaran gambar mengenai kondisi kawasan hutam Kalimantan yang kian menyusut.

Baca juga: UPDATE Banjir Kalsel: 21 Orang Meninggal Dunia

Tak sedikit pihak yang menganggap jika banjir di Kalimantan Selatan disebabkan karena menyusutnya area hutan yang berubah menjadi perkebunan.

Manager Kampanye Walhi Kalsel M Jefri Raharja mengatakan banjir di Kalimantan Selatan tahun ini lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya.

Selain faktor curah hujan yang tinggi, masifnya pembukaan lahan yang terjadi secara terus menerus juga turut andil dari bencana ekologi yang terjadi di Kalimantan selama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com