Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Risiko Penyakit Kronik Degeneratif Lansia Tinggi, BPJS Kesehatan Pastikan Kebutuhan Dasar Peserta Terpenuhi

Kompas.com - 10/12/2020, 18:24 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Fachmi Idris mengatakan, risiko akan penyakit kronik degeneratif lanjut usia (lansia) sangat tinggi.

"Namun, Pemerintah Indonesia memastikan kebutuhan dasar kesehatan, khususnya bagi peserta lansia sudah terpenuhi,” ujar Fachmi, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (10/12/2020).

Adapun saat ini, jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berusia di atas 60 tahun mencapai 27 juta jiwa.

Hal itu Fachmi sampaikan saat menghadiri web seminar (webinar) yang diselenggarakan International Social Security Association (ISSA) dengan tema “The Long-Term Care Challenge in Europe - Innovative Solutions in A Comparative Perspective”, Rabu (09/12/2020).

Baca juga: Bio Farma Belum Pastikan Vaksin Sinovac Aman bagi Lansia di Atas 60 Tahun

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, ada 10 penyakit kronik degeneratif terbanyak yang menyerang lansia.

Penyakit tersebut diantaranya, hipertensi, artritis, stroke, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), diabetes melitus, kanker, penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal ginjal dan gagal jantung.

Fachmi menyebut, kecenderungan peningkatan prevalensi penyakit ini akan semakin bertambah dengan meningkatnya usia seseorang.

“Seperti di negara dunia saat ini, tantangan ageing population menjadi pendorong dalam pengembangan jaminan sosial,” ujarnya.

Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Fachmi Idris.DOK. Humas BPJS Kesehatan Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Fachmi Idris.

Tak hanya meningkatkan layanan long term care (LTC) atau perawatan sosial jangka panjang (PJP), tetapi juga memenuhi kebutuhan yang berkelanjutan secara finansial, memadai, dan berkualitas tinggi.

Menurut definisi World Health Organization (WHO) pada 2012, perawatan jangka panjang adalah sistem kegiatan-kegiatan terpadu yang dilakukan oleh caregiver informal atau professional.

Tujuannya untuk memastikan bahwa lansia tidak sepenuhnya mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi kehidupannya, sesuai dengan keinginannya, dan dengan kemungkinan terbesar memiliki empat kebebasan.

Empat kebebasan tersebut adalah otonomi, partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi, serta kemanusiaan.

“Oleh karenanya, LTC sangat penting bagi lansia karena untuk mempertahankan tingkat kemandirian, mengurangi ketergantungan, dan mencegah komplikasi penyakit atau disabilitas,” ucap Fachmi.

Baca juga: Lansia 82 Tahun Meninggal di Jalan Desa, Sempat Bertamu ke Rumah Anaknya yang Positif Covid-19

Kemudian, tambah dia, manfaat lainnya untuk mencegah kecelakaan, menjaga harga diri dan kualitas hidup, mengurangi rasa sakit, serta merasa bermartabat.

Dengan peningkatan layanan LTC, maka kualitas hidup lansia dapat dijaga dengan seoptimal mungkin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com