Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Terawan: Pneumonia Penyebab 10 Persen Kematian Balita

Kompas.com - 12/11/2020, 15:46 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, 10 persen anak di Indonesia meninggal dunia disebabkan oleh pneumonia.

Hal tersebut, kata dia, berdasarkan laporan Sampel Sistem Registrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) tahun 2016.

"Dengan jumlah lebih dari 800.000 anak di Indonesia berdasarkan sampel sistem registrasi Balitbangkes 2016, pneumonia penyebab 10 persen kematian balita," kata Terawan dalam peringatan Hari Pneumonia Dunia secara virtual, Kamis (12/11/2020).

Baca juga: Kehadiran Terawan di Forum WHO yang Tak Paparkan Data Penanganan Pandemi...

Ia mengatakan, laporan WHO pada tahun 2017 menyebut bahwa 15 persen atau 5,5 juta kematian anak di bawah lima tahun disebabkan oleh pneumonia.

Pneumonia, kata dia, merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru atau alveoli yang disebabkan virus, bakteri, parasti, dan jamur.

Penyakit tersebut ditularkan melalui udara atau droplet dan merupakan penyakit bahaya bagi kelompok rentan.

"Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan utama pada balita di dunia terutama di negara berkembang," kata dia.

Baca juga: Saat Terawan Puji Jokowi dan Luhut di Forum WHO...

Terawan mengatakan, dalam menanggulangi pneumonia, pemerintah meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan balita dengan pneumonia.

Kemudian, meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka mendeteksi dini pneumonia.

Ini termasuk melakukan perluasan introduksi imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (pcv) secara bertahap ke wilayah lain di Indonesia untuk menurunkan angka kematian balita karena pneumonia.

Saat ini, kata dia, imunisasi PCV dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bangka Belitung.

"Saya imbau semua pihak pemangku kebijakan, lintas sektor, orgnisasi profesi kesehatan, organisasi masyarakat untuk berkontribusi mencegah pneumonia dengan mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat, serta ciptakan lingkungan yang sehat," kata dia.

Baca juga: Terawan: Apabila Tak Ada Keperluan Mendesak, Libur Panjang Sebaiknya di Rumah

Ia mengatakan, keluarga berperan besar terhadap kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa.

Dengan demikian, mereka harus mendapat perlindungan dan hak kesehatan, termasuk terhindar dari pneumonia.

Caranya adalah dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan menyusui ditambah MP ASI sampai 2 tahun, dan menuntaskan imunisasi anak, mengobati ke fasilitas kesehatan jika anak sakit.

Kemudian, memastikan kecukupan gizi anak dan hidup bersih sehat, serta memanfaatkan buku kesehatan anak untuk mendapatkan informasi kesehatan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com