Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Turun Dibandingkan Dunia, Satgas Covid: Jangan Lengah

Kompas.com - 06/11/2020, 15:32 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, jumlah kasus aktif di Indonesia terus mengalami penurunan dan terlihat lebih baik dibandingkan rata-rata dunia.

"Saat ini penanganan Covid-19 di Indonesia sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, dan ini terlihat dari penurunan kasus positif dan penurunan angka kematian," jelasnya.

Dia mengatakan itu saat memberikan keterangan pers melalui kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (5/11/2020).

Wiku mencontohkan pencapaian per 5 November 2020, jumlah kasus aktif sebanyak 54.306 kasus atau 12,75 persen atau lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia yang berada di angka 25,8 persen.

Sementara itu, penambahan kasus positif sebanyak 4.065 kasus, sedangkan kasus sembuh berjumlah 357.142 kasus atau 83,9 persen, lebih besar dari rata-rata kasus sembuh dunia sebesar 71,3 persen.

Baca juga: Masih Ada yang Tak Percaya Covid-19, Wagub Minta Satgas Tangkal Hoaks Terkait Corona

Adapun jumlah kasus meninggal kumulatif 14.348 kasus atau 3,4 persen, sedangkan kasus meninggal dunia 2,5 persen.

Pencapaian juga terjadi pada testing (pemeriksaan) Covid-19 yang terus mengalami peningkatan dan mendekati standar World Health Organization (WHO).

Wiku pun menegaskan, capaian ini jangan sampai membuat semua pihak lengah. Pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan kolaborasinya dan meningkatkan capaian ini.

Masyarakat diminta terus menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan serta menjauhi kerumunan.

Penerapan itu harus terus dijalankan dalam setiap kegiatan dan kedisiplinan. Sebab menerapkan protokol kesehatan 3M merupakan kontribusi masyarakat terhadap upaya penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah.

"Ingat, dengan kita disiplin, maka tidak saja melindungi diri sendiri, dan melindungi orang-orang terdekat," pesannya seperti keterangan tertulisnya.

Belajar dari negara Eropa

Lebih lanjut, Wiku mengajak masyarakat untuk belajar dari perkembangan beberapa negara di Eropa yang harus kembali melakukan lockdown karena kasus positif Covid-19 kembali meningkat.

"Kita harus menghindari ini dengan disiplin protokol kesehatan. Kita harus menjaga dan screening mobilitas masyarakat keluar masuk Indonesia,” jelasnya.

Hal itu, lanjut Wiku, harus dilakukan untuk menghindari kunjungan yang masuk dari Eropa atau beberapa negara lainnya yang mengalami musim dingin.

Baca juga: Ketua Satgas Covid-19: Kasus Aktif di Tanah Air Menurun Dibandingkan Global

Pasalnya, kini di sejumlah negara Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, Belgia dan Yunani sedang mengalami pandemi Covid-19 gelombang kedua.

Akibatnya  otoritas negara pada masing-masing negara memutuskan lockdown.

Hal itu terjadi karena risiko penularan yang tidak terkendali akibat masyarakat mulai menganggap enteng protokol kesehatan.

"Jangan sampai hal ini terjadi di Indonesia," kata Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com