Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Arya Sebut Klaster Keluarga di Bogor Tempati Peringkat Utama Wabah Covid-19

Kompas.com - 15/10/2020, 11:47 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Walikota Bogor Bima Arya mengatakan, klaster keluarga di Kota Bogor menempati peringkat utama dalam wabah Covid-19 di wilayah tersebut.

Hal tersebut disampaikan Bima saat menghadiri acara kampanye nasional dan hari cuci tangan pakai sabun sedunia, secara daring, Kamis (14/10/2020).

"Berdasarkan data, klaster keluarga di Kota Bogor menempati peringkat utama sampai saat ini ada 277 keluarga dengan kasus positif (Covid-19) 170," ujar Bima.

Baca juga: Kementerian PPPA Susun Protokol Kesehatan, Cegah Covid-19 Klaster Keluarga

Ia mengatakan, sebagian besar kasus Covid-19 pada klaster keluarga terjadi karena adanya anggota keluarga yang keluar rumah, baik keluar kota maupun bekerja.

Kota Bogor sendiri saat ini masih berstatus zona oranye Covid-19 atau risiko sedang penyebaran Covid-19.

Bima Arya sebelumnya mengatakan, Kota Bogor menyesuaikan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi DKI Jakarta.

Salah satunya memperbolehkan tempat usaha seperti rumah makan dan restoran beroperasi dan melayani dine in hingga pukul 21.00 WIB.

"Rumah makan dan restoran, silakan, bisa melakukan kegiatan musik dan lain-lain, batas waktu pukul 21.00 WIB dengan protokol kesehatan," kata dia.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Depok Mulai Didominasi Klaster Keluarga

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pernah menyebutkan, kasus Covid-19 yang ada di Kota Bogor didominasi oleh klaster keluarga.

Mengutip laman resmi Kemenkes, Kamis (8/10/2020), klaster rumah tangga menjadi faktor risiko dan menunjukkan kenaikan kasus paling tinggi.

Data hingga 4 Oktober 2020, jumlah kasus klaster keluarga mencapai 625 kasus atau sekitar 46 persen.

Sementara, di luar kota Bogor sebanyak 363 kasus (26,7 persen) dan non klaster 179 (13,2 persen).

Baca juga: Enam Persen Pasien di Wisma Atlet Kemayoran Adalah Klaster Keluarga

Peningkatan ini teramati pula dengan banyaknya kasus positif pada anak dan lansia yang sebenarnya mereka cenderung berada di dalam rumah.

“Berdiam diri di rumah tidak memberikan kepastian tidak terkena Covid-19, sepanjang salah satu anggota masih keluar rumah atau menerima tamu dan tidak menerapkan protokol kesehatan. Maka, masih ada kemungkinan terkena (Covid-19) dan menyebar di keluarga,” kata Staf Khusus Menteri Bidang Hukum Kesehatan, Kuwat Sri Hudoyo.

Ia menyebutkan, klaster keluarga dikhawatirkan menjadi semakin besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com