JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menyoroti bentrokan antara anggota TNI dan Polri yang terus terjadi menjelang HUT TNI ke-75.
Hal itu disampaikan peneliti Kontras, Rivanlee Anandar melalui konferensi pers virtual dalam rangka catatan memperingati HUT TNI ke-75.
Menurut dia, bentrokan antaran anggota TNI dan Polri yang masih terjadi dalam setahun terakhir memberikan dampak buruk bagi situasi keamanan dan pertahanan nasional.
"Yang menjadi perhatian penting ialah bentrokan antara TNI dan polisi yang beberapa kali terjadi. Bahkan terjadi dua kali dalam satu tempat yakni di Polsek Ciracas," kata Rivan.
Baca juga: Kontras: Kekerasan yang Libatkan TNI Meningkat, Terbanyak Terkait Angkatan Darat
"Ini mengindikasikan konflik antara TNI dan Polri dapat memberikan dampak buruk pada situasi keamanan dan pertahanan negara. Yang semestinya kedua institusi tersebut menjdi garda terdepan keamanan dan pertahanan malah bentrok," ucap Rivan.
Bahkan, berdasarkan data yang dihimpun Kontras, terdapat 14 peristiwa antara bentrokan antara anggota TNI dan Polri yang terjadi sejak Oktober 2019 hingga September 2020.
Selain memberikan stigma kepada situasi dan kondisi keamanan serta pertahanan negara, bentrokan antara anggota TNI dan Polri juga membuat publik pesimistis kedua institusi bisa bertugas beriringan.
Menurut Rivan, bentrokan antara anggota TNI dan Polri sering terjadi lantaran keduanya berusaha masuk ke ranah sipil.
Baca juga: 21 Anggota TNI di Flores Timur Positif Covid-19
Ia mengatakan, ke depannya hal itu semestinya tak dilakukan kedua institusi tersebut supaya bentrokan tak lagi terjadi.
"Jadi contoh ke depannya bagi publik bahwa perdamaian antara kedua institusi ini adalah hal yang mustahil untuk diwujudkan kalau keduanya terus berupaya masuk ke ranah sipil atau berebut ke ranah sipil," kata Rivan.
"Contohnya, ketika polisi punya Pam Swakarasa, TNI mulai masuk ke komando cadangan," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.