Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Penambahan Kasus Covid-19, Epidemiolog Duga akibat Mobilitas Saat Libur Panjang

Kompas.com - 28/08/2020, 10:59 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menjelaskan analisis penyebab kembali tingginya penambahan kasus Covid-19 pada Kamis (27/8/2020).

Pada Kamis, Indonesia mencatat penambahan kasus baru tertinggi selama pandemi, yakni sebanyak 2.719 kasus selama kurun waktu 24 jam.

Menurut Pandu, rekor kasus baru itu terkait mobilitas orang saat libur panjang kemarin.

"Sebab saat liburan panjang itu ternyata penduduk jalan-jalan. Sejak awal PSBB sudah begitu banyak (mobilitas) yang distop. Lalu saat liburan panjang orang mudik, bepergian dan sebagainya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/8/2020).

Baca juga: 162.884 Kasus Covid-19 di Indonesia dan Rekor Penambahan Kasus Harian

Menurut dia, libur panjang dalam rangka merayakan HUT ke-75 kemerdekaan Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan peringatan tahun baru Islam itu memang telah terjadi pekan lalu.

Namun, seperti pada kondisi umumnya, akibat dari mobilitas penduduk saat libur panjang baru terasa sepekan, dua pekan hingga seterusnya.

Penyebabnya, kata dia, bisa jadi banyak individu yang terpapar Covid-19 tetapi tak merasakan gejala sakit. Kemudian, individu itu bisa menularkan penyakit ke orang lain saat bepergian, kembali ke kampung halaman, kembali ke rumah atau kembali bekerja di kantor.

Pandu juga mengingatkan bahwa satu orang positif Covid-19 bisa berpotensi menularkan ke satu hingga dua orang lain.

Jika kondisi ini terjadi terus, maka kasus positif Covid-19 tentu terus bertambah dan susah dikendalikan.

Baca juga: Penyidik KPK Novel Baswedan Positif Covid-19

Pandu lantas mencontohkan kondisi terkini kasus Covid-19 di DKI Jakarta.

Semula, di DKI kondisi penanganan Covid-19 sudah terbilang membaik. Bahkan, kasus penularan cenderung bergerak ke kondisi melandai hingga turun.

"Sekarang jadi batal landai. Malah meningkat terus sampai sekarang dan tidak bisa lagi dikendalikan. Ini yang jadi masalah, kenapa? Sebab selalu terjadi mobolitas penduduk," ucap Pandu.

"Yang mudik, yang balik ini ternyata banyak sekali. Kemudian liburan panjang selama sepekan berturut-turut. Diperkirakan kondisi penularan tinggi ini akan sampai minggu depan, bahkan lebih," tuturnya.

Baca juga: Satgas: Pembukaan Bioskop di DKI Masih Wacana, Keputusannya di Tangan Pemprov

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com