Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Orang Percaya Konspirasi Covid-19, Wapres Sebut Edukasi dan Peran Sains Penting

Kompas.com - 19/08/2020, 16:01 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, edukasi dan pemahaman intensif atas peranan sains dan ilmu pengetahuan bagi kehidupan menjadi salah satu perbaikan yang harus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam berinovasi.

Ia mengatakan, hal tersebut penting dilakukan karena saat ini kerap kali muncul kelompok masyarakat yang anti-sains.

"Hal ini penting (edukasi dan pemahaman peranan sains) karena belakangan ini terdapat kecenderungan di sekelompok masyarakat yang condong anti-sains, mempercayai hal-hal yang berbau konspirasi, dan tidak menggunakan logika berpikir kritis dalam menganalisis suatu fenomena," ujar Ma'ruf saat menjadi keynote speech dalam Forum Cendekia Kelas Dunia Tahun 2020 secara virtual, Rabu (19/8/2020).

Baca juga: Ketua Satgas: Covid-19 Bukan Konspirasi, Korbannya Sudah Banyak

Ketidakpercayaan itu, kata dia, bisa ditemukan selama pandemi Covid-19 ini berlangsung.

Ia mengatakan, sampai saat ini masih ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak percaya dengan bahaya Covid-19.

Mereka menganggap pandemi Covid-19 adalah konspirasi sehingga mengabaikan pesan pemerintah dalam upaya memutus rantai virus corona SARS-CoV2 sebagai penyebabnya.

"Sampai hari ini masih ada saja kelompok tertentu yang tidak percaya dengan pandemi Covid-19 sehingga mengabaikan pesan pemerintah dalam melakukan berbagai upaya pencegahan," kata Ma'ruf.

Ditambah lagi, kata dia, ketidakpercayaan kelompok-kelompok tersebut mendapat publikasi yang luas.

Secara tidak langsung, hal tersebut juga dapat memberikan pengaruh terhadap masyarakat lainnya.

Baca juga: Jubir Satgas: Covid-19 Bukan Konspirasi, Tak Ada Ruang untuk Kita Lengah

Selain melakukan edukasi dan pemahaman terhadap sains, kata dia, perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Air juga harus dilakukan.

Tujuannya adalah untuk mengejar ketertinggalan Indonesia terkait inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan yang harus dilakukan.

"Terkait ini, pemerintah menaruh perhatian besar terhadap kesesuaian antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri dan masyarakat," kata dia.

Dengan demikian, upaya link and match antara pendidikan dengan industri dan masyarakat pun harus dilakukan.

Baca juga: Doni Monardo: Covid-19 ibarat Malaikat Pencabut Nyawa, Bukan Konspirasi!

Terutama melalui berbagai kolaborasi, termasuk dalam pengembangan riset-riset terapan yang aplikatif bagi masyarakat.

Selain itu, perluasan jejaring riset, peningkatan pemanfaatan teknologi digital dan informasi, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam riset dan inovasi sejak dini juga perlu dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com