JAKARTA, KOMPAS.com - Putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid mengungkapkan, banyak hal yang dikritik oleh mendiang ayahnya selama hidup.
Namun, almarhum enggan menyampaikan kritik tersebut dengan nada serius. Gus Dur cenderung menggunakan bahasa yang santai bahkan bernada guyonan ketika menyampaikan kritik tersebut.
"Jadi Gus Dur itu melontarkan humor, baik yang receh kalau kata anak jaman sekarang, sampai yang kritik itu dengan sangat santai. Karena bagi Gus Dur, humor ini akan menjaga kewarasan kita," kata Alissa saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (19/6/2020).
Salah satu guyonan Gus Dur yang kini tengah ramai diperbincangkan yaitu kisah 'tiga polisi jujur'. Akibat guyonan tersebut, seorang warga Kepulauan Sula, Maluku Utara, bernama Ismail Ahmad, harus berurusan dengan polisi.
Dalam humor tersebut, Gus Dur menyebut, hanya ada tiga polisi jujur, yaitu patung polisi, polisi tidur dan Jenderal Hoegeng.
Baca juga: Humor Gus Dur soal Polisi Jujur, antara Tito Karnavian dan Nasib Ismail Ahmad
Menurut Alissa, guyonan soal 'tiga polisi jujur' ini sudah berkali-kali dilontarkan oleh Gus Dur.
Bahkan, akibat seringnya candaan yang disampaikan, sejumlah pemimpin negara sahabat pun dibuat tertawa terpingkal-pingkal ketika berbincang dengan Gus Dur.
"Fidel Castro yang segahar itu saja bisa ngakak-ngakak bersama Gus Dur. Raja Saudi juga bisa ketawa. Sampai ada orang Arab komentar bahwa 'Wah baru sekarang ini lihat giginya Raja Saudi karena humornya Gus Dur'," ungkapnya.
Kisah intel di jaman Orba
Salah satu guyonan Gus Dur yang paling ia ingat yaitu soal kiprah intelijen di masa Orde Baru.
"Ini kejadiannya, cerita Gus Dur ini kejadian nyata," kata Alissa.
Pada massa itu, hampir setiap pergerakkan masyarakat dipantau oleh intelijen. Termasuk kegiatan diskusi yang dilakukan oleh para kyai.
"Lalu, Gus Dur dalam forum kyai, karena Gus Dur tahu ada intel, maka dalam sambutannya dalam bahasa Arab, Gus Dur mengingatkan kepada para kyai 'Abis ini ngomongnya pakai bahasa Arab aja, karena ada intel di sini'," cerita dia.
Baca juga: Pengunggah Guyonan Gus Dur Tak Jadi Diproses Polisi, Alissa Wahid: Itu Baik
Setelah itu, diskusi pun tetap berlangsung dengan menggunakan bahasa Arab untuk menceritakan perkembangan situasi yang sedang berlangsung di Indonesia.
Namun, kejadian itu kemudian dibuat kelakar oleh Gus Dur.