Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Guyonan Gusdur, dari Tiga Polisi Jujur, Intel Jaman Orba hingga Kritik Pemuka Agama

Kompas.com - 19/06/2020, 20:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid mengungkapkan, banyak hal yang dikritik oleh mendiang ayahnya selama hidup.

Namun, almarhum enggan menyampaikan kritik tersebut dengan nada serius. Gus Dur cenderung menggunakan bahasa yang santai bahkan bernada guyonan ketika menyampaikan kritik tersebut.

"Jadi Gus Dur itu melontarkan humor, baik yang receh kalau kata anak jaman sekarang, sampai yang kritik itu dengan sangat santai. Karena bagi Gus Dur, humor ini akan menjaga kewarasan kita," kata Alissa saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (19/6/2020).

Salah satu guyonan Gus Dur yang kini tengah ramai diperbincangkan yaitu kisah 'tiga polisi jujur'. Akibat guyonan tersebut, seorang warga Kepulauan Sula, Maluku Utara, bernama Ismail Ahmad, harus berurusan dengan polisi.

Dalam humor tersebut, Gus Dur menyebut, hanya ada tiga polisi jujur, yaitu patung polisi, polisi tidur dan Jenderal Hoegeng.

Baca juga: Humor Gus Dur soal Polisi Jujur, antara Tito Karnavian dan Nasib Ismail Ahmad

Menurut Alissa, guyonan soal 'tiga polisi jujur' ini sudah berkali-kali dilontarkan oleh Gus Dur.

Bahkan, akibat seringnya candaan yang disampaikan, sejumlah pemimpin negara sahabat pun dibuat tertawa terpingkal-pingkal ketika berbincang dengan Gus Dur.

"Fidel Castro yang segahar itu saja bisa ngakak-ngakak bersama Gus Dur. Raja Saudi juga bisa ketawa. Sampai ada orang Arab komentar bahwa 'Wah baru sekarang ini lihat giginya Raja Saudi karena humornya Gus Dur'," ungkapnya.

Kisah intel di jaman Orba

Salah satu guyonan Gus Dur yang paling ia ingat yaitu soal kiprah intelijen di masa Orde Baru.

"Ini kejadiannya, cerita Gus Dur ini kejadian nyata," kata Alissa.

Pada massa itu, hampir setiap pergerakkan masyarakat dipantau oleh intelijen. Termasuk kegiatan diskusi yang dilakukan oleh para kyai.

"Lalu, Gus Dur dalam forum kyai, karena Gus Dur tahu ada intel, maka dalam sambutannya dalam bahasa Arab, Gus Dur mengingatkan kepada para kyai 'Abis ini ngomongnya pakai bahasa Arab aja, karena ada intel di sini'," cerita dia.

Baca juga: Pengunggah Guyonan Gus Dur Tak Jadi Diproses Polisi, Alissa Wahid: Itu Baik

Setelah itu, diskusi pun tetap berlangsung dengan menggunakan bahasa Arab untuk menceritakan perkembangan situasi yang sedang berlangsung di Indonesia.

Namun, kejadian itu kemudian dibuat kelakar oleh Gus Dur.

"Ketika si intel ini pulang, lapor ke komandan, lalu komandannya bertanya, 'Tadi membicarakan apa?'" kata Alissa.

"Lalu si intel ini karena tidak bisa berbahasa Arab, dia bilang begini 'Oh tidak ada pembicaraan apa-apa, tidak ada diskusi, tadi itu saling mendoakan'," pungkasnya.

Kritik pemuka agama

Tak hanya memberikan kritik kepada pemerintah, Alissa mengungkapkan, Gus Dur juga kerap memberikan kritik kepada para pemuka agama.

Ia menceritakan, menurut Gus Dur, para supir bus metro mini kelak akan jauh lebih cepat masuk surga dibandingkan para pemuka agama.

"Kenapa? Karena supir metro mini ini setiap hari membuat masyarakat ingat akan tuhan, karena takut dia ngebut itu," ujarnya.

"Sementara para pemuka agama karena khotbahnya sangat bertele-tele, mereka umatnya malah tidur," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com