Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSKI Pulau Galang Disiapkan untuk Pekerja Migran Ilegal Terjangkit Covid-19

Kompas.com - 16/06/2020, 11:40 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, kepulangan pekerja migran ilegal ke Tanah Air harus diwaspadai.

Jangan sampai mereka membawa virus corona (Covid-19) dan menularkan ke masyarakat di kampung halamannya.

"Itu (kepulangan pekerja ilegal) yang harus diwaspadai dan menjadi target kita untuk memantau, jangan sampai terjadi kasus penularan positif Covid-19," ujar Muhadjir sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi, Selasa (16/6/2020).

Baca juga: Gugus Tugas Covid-19: 141.423 Pekerja Migran Akan Kembali ke Indonesia

Kemungkinan, para pekerja migran ilegal tersebut pulang melalui jalur laut.

Diketahui, RSKI Pulau Galang hingga Selasa ini merawat 57 pasien. Adapun, kapasitas maksimal rumah sakit tersebut, yakni 360 tempat tidur.

"Selain itu, yang harus kita antisipasi berikutnya adalah kedatangan WNI dari luar negeri. Dari Malaysia dan Singapura. Begitupun jemaah tabligh akbar dari India yang jumlahnya sekitar 700 orang ini supaya bisa ditangani di Pulau Galang," lanjut dia.

Pihaknya melalui kementerian teknis pun bersiaga untuk menjaring para pekerja migran ilegal tersebut agar diperiksa kesehatannya secara menyeluruh.

Apabila terbukti terjangkit virus corona, mereka akan diisolasi di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, Kepulauan Riau.

Baca juga: Kisah Rajesh Chouhan, Pekerja Migran India Berjalan Kaki 2.000 Km demi Pulang Kampung

Muhadjir memastikan, RSKI Pulau Galang siap untuk menerima penambahan pasien.

Ia sekaligus menginstruksikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk mengalokasikan peralatan kesehatan bagi para pekerja migran ilegal tersebut.

Salah satu peralatan kesehatan yang dimaksud, yakni peralatan tes polymerase chain reaction (PCR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com