Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bio Farma Diminta Kembangkan Vaksin Covid-19, Pemerintah Beri Gedung

Kompas.com - 16/06/2020, 09:49 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berupaya menemukan dan mengembangkan vaksin untuk virus corona yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah memberikan aset negara milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupa Gedung Laboratorium Avian Flu yang berada di komplek Bio Farma kepada perusahaan farmasi milik negara tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, gedung tersebut rencananya akan menjadi tempat pengembangan vaksin Covid-19 yang akan dilakukan Bio Farma.

"Saya kira ini sudah clear secara hukum. Saya senang sekali kalau keberadaan gedung ini bisa menjadi modal yang signifikan untuk penemuan vaksin Covid-19," ujar Muhadjir saat memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Pemanfaatan Gedung Laboratorium Avian Flu melalui telekonferensi, Senin (15/6/2020), dikutip dari siaran pers.

Baca juga: Indonesia Terus Mendorong Akses Vaksin Covid-19 bagi Semua Negara

Gedung tersebut sebelumnya digunakan untuk proyek pengembangan vaksin flu burung tetapi menjadi terbengkalai karena proyek tersebut mangkrak akibat dugaan kasus korupsi.

Secara hukum gedung tersebut sah milik Kemenkes. Dengan demikian, Muhadjir pun meminta percepatan penyelesaian masalah-masalah tersisa agar gedung tersebut bisa digunakan.

Ia juga meminta Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kemenkes dan Bio Farma segera membentuk tim untuk membahas mekanisme sementara yang akan digunakan.

"Terkait peralatan pun dalam minggu ini saya mohon ada tim untuk mengecek langsung dari Bio Farma, Kemenristek, dan Unair yang memiliki kaitan dengan jenis-jenis riset yang mau ditangani di gedung yang ada di Bio Farma itu," kata dia.

Baca juga: Jusuf Kalla: Indonesia Harus Berkontribusi dalam Pengobatan Covid-19, Jangan Selalu Minta ke China

Muhadjir mengatakan, skema penyertaan modal negara dalam bentuk aset menjadi skema ideal untuk pengalihan gedung tersebut.

Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan untuk mempercepatnya, yakni skema kerja sama operasional dan skema kerja sama pemanfaatan aset.

"Skema kerja sama operasional, fungsi Kemenkes dijalankan oleh Bio Farma sedangkan skema kerja sama pemanfaatan aset, aset Kemenkes yang dimaksud dilaksanakan Bio Farma untuk pemanfaatan yang lebih baik," ucap dia.

Baca juga: BIN dan Unair Temukan Kombinasi Obat yang Hambat Perkembangan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com