Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugus Tugas Jelaskan 3 Tes Deteksi Covid-19...

Kompas.com - 05/05/2020, 13:46 WIB
Sania Mashabi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan ada tiga cara untuk mendeteksi Covid-19.

Cara pertama adalah dengan menggunakan metode pemeriksaan real time polymerase chain reaction (RT PCR).

"RT PCR ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi sekitar 95 persen," kata Wiku dalam konferensi persnya di Graha BNPB Jakarta, Selasa (5/5/2020).

Kemudian cara yang kedua, lanjut dia, adalah menggunakan metode pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM).

Baca juga: 3 Tahanan Kejari Jaksel Positif Covid-19, Seluruh Tahanan Sempat Diisolasi Dua Minggu

Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk memeriksa penyakit tuberculosis (TB) ataupun HIV.

Ia menjelaskan, TCM memerlukan alat konversi berupa cartridge untuk bisa melakukan pemeriksaan Covid-19.

Namun, permasalahannya di Indonesia kesulitan untuk mendapatkan cartridge dalam jumlah banyak.

"Jadi menggunakan sebuah tes yang relatif cepat dilakukannya secara molekuler, dan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi sekitar 95 persen," ungkapnya.

Kemudian cara yang terakhir adalah dengan menggunakan metode rapid test. Menurut Wiku, rapid tes memiliki tingkat sensitivitas yang lebih rendah banding RT PCR dan TCM.

"Rapid test ini memiliki kelemahan juga, bisa cepat tapi punya kelemahan spesifisitas dan sensitivitasnya tidak tinggi sekitar 60-80 persen," ujarnya.

"Sehingga akibatnya kalau tidak spesifik bisa saja sensitif menemukan sesuatu yang positif tapi setelah dites dengan yang gold standart yaitu RT PCR tadi bisa saja hasilnya lain," sambung dia.

Baca juga: Pandemi Covid-19: Ahli Ingatkan Tunda Bawa Anak ke Rumah Sakit, Kecuali Gejala Darurat Berikut...

Wiku menjelaskan, saat ini Indonesia menggunakan rapid test RDT antibodi, yakni memeriksa keberadaan virus corona melalui keberadaan antibodi manusia.

Tetapi karena hasilnya tidak begitu akurat maka hasil pemeriksaan rapid test perlu dikonfimasi ulang menggunakan pemeriksaan RT PCR.

"Karena begitu banyaknya masyarakat maka dengan menggunakan rapid test, itu bisa menjadi screening untuk dilakukan tes selanjutnya," ungkap Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com