Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Wajibkan Pendatang dari 4 Negara Ini Kantongi Sertifikat Sehat

Kompas.com - 04/03/2020, 19:39 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menyatakan mereka yang datang dari empat negara episentrum baru penyebaran virus corona wajib mengantongi sertifikat sehat sebelum masuk Indonesia.

Ke-empat negara itu ialah Italia, Iran, Jepang, Korea Selatan.

"Tadi juga imigrasi juga sudah kita tekankan bagimana perlakuan-perlakuan terhadap empat negara setelah China, episentrum baru. Satu yang paling pasti ada sertifikat healthy, travel historynya," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Warga Italia Lawan Virus Corona dengan Makanan, Minuman, dan... Meme

Moeldoko mengatakan, otoritas kesehatan dari keempat negara tersebut harus memberikan sertifikat kesehatan bagi mereka yang hendak terbang ke Indonesia.

"Kalau travel history, sejarah perjalan mereka. Karena kita ada survei tracking, kan ngikutin ini. Seperti korban itu kan, berhubungan dengan orang Jepang. Orang Jepang ini kan sebelumnya ditracking dulu. History travelnya itu seperti apa, itu diikutin terus," lanjut dia.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan telah melakukan pengetatan terhadap penumpang pesawat dari empat negara tersebut. 

Baca juga: Layani 384 dalam Sehari, Korea Selatan Jemput Bola Periksa Infeksi Virus Corona

Pengetatan keempat negara tersebut berdasarkan instruksi presiden dari hasil rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (3/3/2020) kemarin.

"Hari ini, saya juga baru mendapat instruksi untuk juga melakukan pengetatan pengawasan bukan pelarangan. Pengetatan pengawasan penumpang internasional kita dari Korea, Jepang, Iran, dan Italia," kata Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaludin di Jakarta, Rabu.

Atas instruksi itu, pihak AP II mulai menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) baru.

Namun, SOP ini sudah pernah diimplementasikan terhadap wisatawan asal China sebelum adanya penghentian penerbangan sementara ke negara tersebut oleh pemerintah.

Baca juga: RI Awasi Penumpang Pesawat dari 4 Negara Episentrum Virus Corona

"Instruksinya baru tadi, jadi ini fresh banget. Saya harus menyiapkan SOP baru. Ini sudah pernah kita lakukan pada saat dari China. Teman-teman di Kantor Kesehatan Pelabuhan pun sebenarnya untuk daerah atau negara asal yang sudah memang jadi episentrum Covid-19 punya SOP berbeda," ujarnya.

Nantinya lanjut Awaluddin, para penumpang dari negara episentrum virus corona ini akan melalui prosedur berbeda.

"Mereka itu naik pesawat, saat pesawat landing, block on ke garbarata itu mereka masuk. Dan mereka melakukan pengukuran suhu melalui termo gun itu di dalam pesawat atau keluar dari pintu pesawat. Beda dengan negara yang tidak terdampak atau belum jadi epicentrum, mereka biasa saja melalui termo scanner menuju ke pintu imigrasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com