Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Observasi WNI Berhasil, Kemendagri Apresiasi Pemkab dan Masyarakat Natuna

Kompas.com - 16/02/2020, 09:55 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengapresiasi pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat Natuna yang telah kooperatif menerima 238 WNI untuk menjalani observasi di wilayah mereka.

Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Kapuspen Kemendagri) Bahtiar mengatakan, Mendagri menyampaikan apresiasinya setelah observasi yang dilakukan berhasil.

"Kami apresiasi Pemda dan masyarakat Natuna yang telah kooperatif dalam menerima WNI yang diobservasi di wilayahnya," ujar Bahtiar dikutip dari siaran pers Kemendargi, Minggu (116/2/2020).

Baca juga: Menko PMK: WNI yang Sudah Diobservasi Harus Yakinkan Masyarakat Bahwa Mereka Sehat

Ia mengatakan, keberhasilan proses observasi terhadap 238 WNI tersebut tak luput dari kerja sama Pemerintah Kabupaten Natuna dan masyarakatnya.

Kekompakan tersebut membuat para WNI yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, China sejak Sabtu (1/2/2020) itu menjalankan observasi virus corona selama 14 hari di Natuna dengan lancar.

"Alhamdulillah proses observasi berjalan lancar, semuanya sehat hingga bisa kembali pulang ke kampung halaman masing-masing," kata dia.

Selain itu, Tito juga meminta masyarakat di kampung halaman para WNI yang menjalani observasi bisa menerimanya karena mereka telah dinyatakan sehat.

"Masyarakat harus menerima kembali para warganya, tidak ada perlakuan istimewa karena mereka benar-benar sehat walfiat, sudah dipastikan melalui hasil observasi," kata dia.

Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Kelanjutan Studi WNI di Wuhan Pascaobservasi

Diberitakan, 238 WNI yang menjalani observasi dipulangkan melalui bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur dan dilanjutkan ke kampung halamannya masing-masing, Sabtu (15/2/2020).

Pemulangan WNI yang diobservasi di Natuna berlangsung dengan tiga kali keberangkatan. Mereka dibawa pesawat Boeing 737 dan Hercules milik TNI AU.

Pesawat pertama berangkat pada 13.15 WIB. Disusul dua pesawat lain setelahnya.

Pantauan Kompas.com di lapangan, sebelum dilakukannya penerbangan, terlebih dahulu dilakukan serah terima 285 orang yang diobservasi di Natuna ke pemerintah.

Adapun 285 orang tersebut terdiri atas 238 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami dari WNI), 5 anggota tim pendahulu KBRI Beijing, dan 42 orang dari tim penjemput termasuk kru pesawat dan petugas kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com