Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI di Hubei Masih Tersebar Disebut Jadi Kendala Proses Evakuasi

Kompas.com - 31/01/2020, 14:44 WIB
Dani Prabowo,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah telah memutuskan akan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei, China. 

Namun, menurut Ketua Ranting Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) di Huazhong University of Science and Technology (HUST) Khoirul Umam Hasbiy ada persoalan yang bisa jadi kendala dalam proses evakuasi. 

Salah satunya adalah keberadaan WNI yang kini masih tersebar di sejumlah kota di provinsi tersebut.

Baca juga: Bersiap Evakuasi WNI dari Hubei...

“Kendala kami saat ini adalah sebaran mahasiswa di kampus Hubei. Seperti diketahui Provinsi Hubei masih di lockdown, jadi agak susah untuk WNI berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kita mau atur strateginya,” kata Khoirul dalam keterangan tertulis, Jumat (31/1/2020).

Status lockdown atau tertutup diberlakukan Pemerintah China sejak 23 Januari lalu, menyusul penyebaran virus corona jenis baru yang teridentifikasi berasal dari Kota Wuhan, ibu kota Hubei.

Hingga kini, 213 orang dinyatakan telah meninggal dunia dan 9.692 orang terinfeksi virus ini. Jumlah ini disebut telah melebihi epidemi SARS yang terjadi pada 2002-2003 yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia.

Baca juga: Evakuasi WNI di Wuhan Tunggu Keputusan Mau Pakai Pesawat Apa

Dari informasi yang diperoleh, jumlah WNI yang berada di Provinsi Hubei mencapai 245 orang.

Khoirul menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan KBRI terkait rencana titik kumpul dan titik penjemputannya.

“Harapannya kami bisa keluar dan sampai di Indonesia dengan selamat, dengan tetap memperhatikan faktor-faktor potensi bawaan virus. KBRI dan PPIT Wuhan tetap memperhatikan kondisi teman-teman, dan kami mengimbau untuk menjaga kesehatan individu agar selalu fit dan melaksanakan kiat-kiat preventif penularan nCoV,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo sudah memerintakan jajarannya untuk mengevakuasi WNI dari Provinsi Hubei. Proses evakuasi masih dikaji oleh kementerian dan lembaga terkait. Namun demikian, TNI siap jika dilibatkan dalam proses evakuasi tersebut.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com