JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 18 negara telah dinyatakan terjangkit virus corona hingga Kamis (30/1/2020). Indonesia tidak termasuk salah satunya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengatakan, ada sejumlah kondisi yang menyebabkan Indonesia tak ikut terwabah corona.
Kondisi itu bukan karena Indonesia sepenuhnya terbebas dari kuman, tetapi hal ini berkaitan dengan daya tahan tubuh masyarakatnya.
"Saya enggak yakin kalau (Indonesia) enggak ada kumannya, kumannya mungkin sudah ada, tapi orang Indonesia lebih sehat," kata Anung di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2020).
"Sebagaimana yang Pak Menteri (Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto) selalu mengatakan, daya tahan tubuh kita imunitas itulah yang bisa menolong kita," tuturnya.
Baca juga: Wabah Virus Corona, Kemenlu Terus Lakukan Pemutakhiran Data WNI di China
Anung lantas mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga daya tahan tubuh. Imunitas yang kuat, kata dia, didapatkan dari gaya hidup yang sehat.
Hidup sehat yang paling sederhana adalah dengan cukup makan, cukup istirahat, dan cukup berolahraga.
Ia menyarankan publik untuk tak beraktivitas secara berlebihan apa pun bentuknya, termasuk berlebih dalam berolahraga karena hal itu justru akan menurunkan imunitas.
"Di samping berdoa, itu sarannya Pak Menteri," ujar Anung.
Selain itu, Anung juga meminta masyarakat untuk mencukupi kebutuhan vitamin.
Akan tetapi, kadar vitamin pun disarankan untuk tak berlebihan.
Baca juga: Kampus di Wuhan Persilakan Mahasiswa Asing Pulang ke Tanah Air dengan Catatan...
Jika makanan yang dikonsumsi sudah cukup mengandung vitamin, maka tidak dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen-suplemen yang diproduksi oleh perusahaan.
"Dalam kerangka herbal, kalau kita meyakini angka antioksidannya sudah banyak ya itulah yang sebenarnya kita lakukan. Tidak perlu kita membeli antioksidan untuk dikonsumsi secara khusus untuk mencegah ini," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona Wuhan atau 2019-nCoV masih terus bertambah.