JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan, saat ini transaksi keuangan dari luar negeri untuk terorisme di Indonesia semakin canggih.
"Itu ngeri pengiriman-pengiriman uang antar-teroris itu tidak konvensional. Dilacak lewat bank, lewat rekening. Sekarang sudah canggih," kata Mahfud di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
"Dulu pernah ribut diributkan orang yang mengatakan banyak orang-orang di luar negeri itu sudah terusir dari negaranya karena gerakan radikal lalu lari ke Indonesia membawa uang," ucap Mahfud lagi.
Baca juga: Indonesia Peringkat Ke-35 dari 138 Negara yang Terdampak Terorisme
Mahfud mengatakan, saat ini teroris antarnegara mengirim uang dengan berbagai modus. Beberapa di antaranya ialah untuk pembangunan gedung.
Karenanya, saat ini pemerintah melalui Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus memantau aktivitas keuangan yang mencurigakan.
Ia mengatakan, BNPT juga telah memiliki daftar organisasi dan orang yang terpantau kerap melakukan aktivitas keuangan yang mencurigakan.
Baca juga: Mahfud Sebut Pemerintah Dilema soal Nasib Teroris WNI Pelintas Batas
Selain itu, lanjut Mahfud, masih banyak modus transaksi keuangan terorisme antarnegara yang menggunakan kedok investasi.
"Jadi hati-hati dengan uang yang masuk ke sini, investasi bikin gedung ini, bikin gedung itu hati-hati. Nanti di dalamnya bisa ditanam sesuatu yang nanti bisa menjadi virus yang sangat berbahaya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.