Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kapal China di ZEE Indonesia, Pemerintah Diminta Lakukan Diplomasi Total

Kompas.com - 21/01/2020, 12:28 WIB
Sania Mashabi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Teuku Riefky Harsya mendesak pemerintah melakukan diplomasi total atau total diplomacy terhadap segala bentuk pelanggaran yang dilakukan kapal China di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.

Hal tersebut, dikatakan setelah Komisi I menggelar rapat tertutup dengan Menteri Pertahanan, Panglima TNI, Wakil Menteri Luar Negeri, Sestama Bakamla di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (20/1/2020).

"Kami mengingatkan bahwa terkait dengan kedaulatan dan hak berdaulat, Komisi I mengharapkan pemerintah melakukan total diplomacy terhadap segala bentuk pelanggaran kapal China di ZEE Indonesia," kata Riefky dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/1/2020).

Baca juga: Pelaut yang Meninggal di Kapal China dan Jenazahnya Dibuang ke Laut Berasal dari Sulsel

Menurut Riefky, diplomasi total tidak hanya dilakukan untuk pelanggaran oleh kapal China.

Tetapi juga bisa digunakan untuk mengatasi klaim sepihak China terhadap wilayah laut Natuna.

"Dan provokasi China Coast Guard, terlebih klaim sepihak yang tidak berdasar terhadap wilayah Laut Natuna Utara," ujar dia.

Riefky menilai, menunjukkan ketegasan terhadap negara lain tidak hanya diselesaikan dengan cara perang.

Baca juga: TNI Tegaskan bila Kapal China Kembali Lagi ke Natuna Akan Ditangkap dan Diproses secara Hukum

Tetapi juga bisa melalui diplomasi agar bisa tetap menjaga martabat Indonesia.

"Bentuknya kita berikan keleluasaan pemerintah untuk menentukan. Yang penting posisi tawar kita sebagai sebuah bangsa berdaulat lebih dipandang oleh negara lain," ujar dia.

Sebelumnya, Komisi I DPR RI, Senin kemarin, menggelar rapat kerja dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, Badan Keamanan Laut dan TNI.

Rapat dilaksanakan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Rapat dihadiri Wamenlu Mahendra Siregar, Menhan Prabowo Subianto, Sestama Bakamla S Irawan dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Baca juga: Kapal China Masih Berdatangan Pasca-Kunjungan Jokowi ke Natuna, Istana Nilai Wajar

Menhan Prabowo Subianto sempat mengatakan rapat akan turut membahas soal polemik di Perairan Natuna yang ramai sejak Desember 2019.

"Materinya saya kira banyak beberapa masalah. Saya kira pasti dibicarakan mungkin Natuna," kata Prabowo Subianto.

"Pembangunan kekuatan, beberapa masalah. Tapi dengan menteri-menteri lain kan," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com