Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bamsoet Singgung Keberhasilan Gatot Eddy di Satgas Nusantara

Kompas.com - 21/12/2019, 09:01 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung penempatan Irjen (Pol) Gatot Eddy Pramono dari Kapolda Metro Jaya menjadi Wakapolri.

Bambang menilai, rekam jejak Gatot sudah teruji di berbagai medan penempatan.

Salah satunya, keberhasilan Gatot di Satuan Tugas Nusantara dalam menjaga Pilkada 2018 dan Pemilu serentak 2019.

"Di tengah hiruk pikuk dan akrobat politik yang menyertai Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019, Polri berhasil tetap menjaga situasi bangsa dalam keadaan aman dan damai," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/12/2019).

"Salah satunya berkat Satuan Tugas Nusantara yang dipimpin Irjen Gatot," lanjut dia.

Baca juga: Irjen Gatot Eddy Jabat Wakapolri, Kapolda Metro Diisi Irjen Sudjana

Mengingat Pilkada 2020 semakin dekat, menurut Bambang, Gatot harus bisa mendampingi Kapolri Jenderal Idham Azis untuk menjaga masyarakat terhindar dari perpecahan akibat Pilkada.

Selain itu, Bambang meminta hubungan internal kepolisian dengan TNI selalu bersinergi dalam menjaga keamanan dan ketertiban.

"Harmonisasi hubungan di internal kepolisian, sinergi dengan TNI juga harus tetap dijaga agar bisa bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban," ujar dia.

Lebih lanjut, Bambang mengingatkan, Polri menjalankan tugas sesuai koridor hukum terutama Pasal 2 UU Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Baca juga: Kapolri Isyaratkan Gatot Eddy Ditarik ke Mabes Polri, Akan Jadi Kabareskrim?

Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa fungsi kepolisian adalah di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

"Untuk mewujudkannya, Polri perlu masuk ke berbagai ruang kehidupan lapisan masyarakat, menyatu dengan masyarakat," ujar Bambang.

"Jangan jadikan kewenangan hukum sebagai alat represif yang membuat jarak antara Polri dengan rakyat," lanjut dia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Idham Azis memutasi sejumlah personil Polri yang tertuang dalam telegram nomor ST/3330/XII/KEP/2019, tanggal 20 Desember 2019.

Sebanyak 27 personel yang dimutasi dan tercantum dalam tiga surat telegram, salah satunya Irjen (Pol) Gatot Eddy Pramono.

Baca juga: Gatot Eddy Jadi Wakapolri, Ini Profil Singkatnya

Gatot sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Kini, Gatot mendapat jabatan baru sebagai Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri).

Gatot menggantikan posisi Komjen (Pol) Ari Dono Sukmanto yang dimutasi menjadi Pati Mabes Polri dalam rangka pensiun.

Sementara itu, posisi Gatot selanjutnya digantikan oleh Irjen (Pol) Nana Sudjana yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol)  Argo Yuwono mengatakan, mutasi anggota dilakukan untuk peningkatan kinerja institusi Polri.

"Mutasi ini adalah hal yang alami dalam organisasi Polri sebagai tour of duty dan tour of area, penyegaran, promosi dan dalam rangka performa kinerja organisasi menuju SDM unggul dan promoter," ujar Argo saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com