Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Korupsi di Sektor Desa, ICW Tekankan Pemberdayaan Masyarakat

Kompas.com - 17/12/2019, 19:23 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Almas Sjafrina menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat desa dalam mencegah terjadinya korupsi di sektor desa.

Hal itu disampaikan Almas dalam diskusi bertajuk "Pengawasan Anggaran Desa" di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, Jakarta, Selasa (17/12/2019).

"Yang paling penting itu adalah membuat masyarakat desa itu berdaya untuk kemudian terlibat dalam proses perencanaan sampai proses bagaimana dana desa itu dikelola," kata Almas.

Baca juga: Dugaan Korupsi Dana Desa, Kejari Wates Geledah Ruang Kerja Kades Banguncipto

Almas pun mencontohkan, dua tahun lalu ICW memiliki program pemberdayaan warga di sejumlah desa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Almas, dari progam itu diketahui bahwa warga bukannya tidak mau terlibat dalam proses perencanaan hingga pemanfaatan anggaran desa.

Namun, mereka memiliki paradigma lama bahwa urusan anggaran ditangani perangkat desa.

"Mereka masih ada paradigma lama di mana urusan desa itu urusan perangkat desa dan kepala desa saja," kata dia.

Ia menekankan, warga desa harus menyadari hak mereka untuk terlibat langsung dalam pengelolaan anggaran di desa.

kemudian transparansi dana desa itu juga sangat penting dan kemudoan membuat masyarakat desa menyadari haknya terlibat langsung.

"Kalau dari data yang kami lihat, dari 2015 sampai 2018 korupsi di sektor desa itu mencapai 252 kasus dengan nilai kerugian negara itu sekitar Rp 107,7 miliar, tapi kalau dilihat dampaknya di masyarakat kan juga berpengaruh ya," kata dia.

"Contohnya terkait dana bantuan bagi masyarakat desa, dana bantuan yang seharusnya bisa membantu mereka untuk melakukan penanaman padi, bantuan hukum dan sebagainya kemudian terhambat karena adanya korupsi di sektor desa tadi," kata dia.

Almas menyatakan, modus korupsi di sektor desa tak jauh berbeda dengan kasus korupsi pada umumnya. Misalnya, terkait penyalahgunaan anggaran dan program fiktif.

"Ada faktor yang kita lihat ada kesengajaan. Misalnya ada kasus korupsi desa ketika penggeledahan di kantor desa itu ditemukan kuitansi atau dokumen pembayaran fiktif. Artinya untuk membuat laporan fikitif di desa sendiri itu sudah disiapkan perangkat pelaporan yang fiktif," katanya.

Baca juga: Korupsi Dana Desa, Pelarian Mantan Kades Berakhir di Tangan Polisi

Oleh karena itu, Almas menekankan pemberdayaan warga yang membuat ruang interaksi antar individu cukup dekat.

"Seharusnya mereka bisa dengan mudah mengetahui.gimana desa dikelola dan ikut mengawasi secara langsung bagaimana dana desa diimplementasikan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Nasional
Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Nasional
PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

Nasional
Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Nasional
Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Nasional
PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

Nasional
Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Nasional
VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

Nasional
La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

Nasional
La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Nasional
Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Nasional
Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Nasional
Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com