Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Bom Diduga Molotov yang Dilempar ke Rumah Warga di Sleman

Kompas.com - 11/12/2019, 20:36 WIB
Devina Halim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mendalami peristiwa pelemparan benda yang diduga bom molotov oleh orang yang belum diketahui identitasnya, ke sebuah rumah warga di Gamping, Sleman, Yogyakarta, Rabu (11/12/2019) dini hari.

Hal ini diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019).

"Polda DIY bekerja sama dengan labfor yang berada di Jateng untuk memeriksa secara teknis penyebab terjadinya ini, dalam arto apakah itu benar bom molotov atau jenis yang lain," kata Asep.

Dikarenakan masih dalam penyelidikan, polisi mengatakan bahwa dugaan sementara ledakan berasal dari bom molotov.

Baca juga: Selain Teror Molotov, Etalase Rumah Makan Padang di Sleman Juga Dirusak

Polisi pun sudah mengumpulkan sejumlah alat bukti, yaitu pecahan botol, jendela serta sofa yang terbakar.

Aparat kepolisian, kata Asep, juga sedang mendalami motivasi pelaku.

"Motivasi peristiwa ini masih dalam penyelidikan," tuturnya.

Sebelumnya, sebuah rumah warga di Dusun Pasekan Kidul, RT 001 RW 001 Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, dilempar molotov oleh orang tak dikenal, Rabu (11/12/2019) dini hari.

Akibatnya, kaca rumah depan pecah dan kursi ruang tamu terbakar.

"Kejadiannya itu sekitar pukul 02.45 WIB," ujar pemilik rumah, Ngadilah (52), saat ditemui di Mapolsek Gamping, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Rumah Warga di Sleman Dilempar Molotov oleh Orang Tak Dikenal

Ngadilah menyampaikan, pada pukul 02.00 WIB, dirinya bangun tidur. Setelah itu, masak air, mandi, lalu shalat.

Saat selesai shalat, dirinya mendengar ada orang yang mengetuk pintu depan. Ngadilah sempat bertanya, tetapi orang tersebut tidak menjawab.

Tiba-tiba Ngadilah mendengar suara kaca depan pecah.

"Saya kaget ada suara kaca pecah, api sudah membakar kursi tamu dan tirai," ucap dia.

Ngadilah menuturkan saat itu tidak berani keluar rumah. Setelah mengetahui pelaku pergi, dirinya keluar dari pintu belakang rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com