Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Prediksi Dalam 5 Tahun Pemerintah Tak Lagi Impor Bahan Petrokimia

Kompas.com - 06/12/2019, 12:33 WIB
Ihsanuddin,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

CILEGON, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pabrik baru polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten, Jumat (6/12/2019).

Jokowi memprediksi, dengan berdirinya pabrik ini Indonesia perlahan bisa mengurangi ketergantungan pada impor bahan-bahan Petrokimia.

"Feeling saya, 4-5 tahun lagi, kita tidak lagi impor bahan-bahan petrokimia," kata Jokowi saat memberi sambutan.

Baca juga: Ketergantungan Impor Produk Petrokimia Bikin Industri Hilir Rapuh

Jokowi mengungkapkan, masalah kronis yang dihadapi dalam beberapa tahun terakhir adalah defisit transaksi berjalan serta defisit neraca perdagangan.

Defisit ini disebabkan karena Indonesia terlalu tergantung pada impor.

"Karena barang yang kita produksi di dalam negeri bahan bakunya kebanyakan masih impor. Termasuk di dalamnya yang paling besar adalah petrokimia, dan yang namanya impor minyak dan gas," ujarnya.

Baca juga: Defisit Neraca Perdagangan Capai 2,5 Miliar Dollar AS

Oleh karena itu, Jokowi sangat senang saat diundang untuk meresmikan pabrik ini. Ia berharap perusahaan lain juga membangun pabrik serupa.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini memastikan pemerintah membuka ruang seluas-luasnya bagi investasi yang bisa mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku.

"Kita mengharap kare impor kita di petrokimia masih besar, investasi penanaman modal terus menerus di bidang ini harus kita berikan ruang, agar nantinya impor petrokimia stop, dan kita ekspor," kata dia.

Baca juga: Chandra Asri Petrochemical Dapat Insentif Pajak Bangun Pabrik Baru

Pabrik petrokimia ini adalah pabrik kedua yang didirikan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon. Pabrik ini memiliki kapasitas 400 ribu ton per tahun, sehingga menjadikan total keseluruhan kapasitas kedua pabrik 736 ribu ton.

Adapun proyek dari perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini bernilai 380 juta dolar AS atau setara dengan Rp 5,32 triliun.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com