Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Poin Penekanan Jokowi di Munas Partai Golkar

Kompas.com - 04/12/2019, 12:30 WIB
Dani Prabowo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo memberikan sejumlah penekanan saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) X Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Pertama, ia mengapresiasi situasi politik di internal Partai Golkar yang relatif sejuk saat munas. Menurut Presiden, sedikit banyak situasi di internal Partai Golkar akan memengaruhi stabilitas politik nasional juga.

“Sebetulnya enggak apa-apa dalam kita berdemokrasi juga enggak apa-apa (situasi panas)," ujar Jokowi seperti dilansir dari laman Setkab.go.id, Rabu (4/12/2019).

"Tapi kalau ada jalan persaudaraan, ada jalan kerukunan, kenapa kita tempuh yang panas-panas. Yang saya takutkan, saya ini hanya melihat dari jauh, kalau Golkar ini pecah, jadi partai baru lagi, itu kekhawatiran saya,” tutur dia.

Baca juga: Isu Campur Tangan Jokowi di Tiga Kali Munas Partai Golkar...

Sebagai partai besar, kata Jokowi, Golkar merupakan aset besar negara ini. Oleh karena itu, ia meminta, kepada seluruh kader Golkar untuk menjaga keutuhan partai berlambang pohon beringin itu.

“Sekali lagi, kalau Golkar goyang, perpolitikan nasional juga ikut goyang. Golkar panas, perpolitikan nasional jadi ikut panas. Golkar dingin, perpolitikan kita juga ikut dingin,” imbuh dia.

Kedua, Jokowi berharap, agar seluruh pihak dapat menjaga stabilitas politik nasional. Sebab, hal itu juga diperlukan untuk menjaga stabilitas perekonomian negara.

Ia pun mencontohkan situasi dan kondisi yang terjadi di Hong Kong pada saat ini, di mana demonstrasi besar hampir terjadi setiap hari dalam kurun lima bulan terakhir.

“Coba lihat Hong Kong, discontent terjadi di mana-mana sekarang ini. Persoalan yang sebetulnya dulu dianggap tidak ada masalah, sekarang bisa menjadi masalah besar," ungkap Jokowi.

Baca juga: Kelakar Jokowi di Pembukaan Munas Golkar: Ingin Beri Sepeda hingga Singgung Tesla Bamsoet

Contoh lainnya, terjadi di Chile, di mana kenaikan tarif transportasi sebesar 4 persen memicu gelombang penolakan besar serta mengganggu stabilitas ekonomi negara.

Jokowi mengklaim, saat ini kondisi perekonomian Indonesia sudah cukup baik bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

Ketika sejumlah negara tengah berada di jurang resesi atau menuju resesi karena terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif cenderung stabil.

“Coba kita lihat, sekarang ini di negara G20, negara G20 kita berada pada urutan yang kedua sekarang ini. Hari ini sudah di urutan yang kedua,” ujar Jokowi.

“Ya kalau stabilitas politik kita goyang sedikit saja, ini sangat-sangat berbahaya karena itu menyangkut sebuah kepercayaan, menyangkut sebuah trust kepada negara kita. Enggak akan orang berinvestasi ke negara kita Indonesia kalau stabilitas politiknya tidak baik,” tambahnya.

Baca juga: Drama Mundurnya Sejumlah Caketum Golkar Jelang Munas

Terakhir, ia berharap, agar Partai Golkar memberikan dukungan terhadap rencana pembahasan Omnibus Law yang akan diajukan pemerintah ke DPR dalam waktu dekat.

Menurut dia, dengan UU baru tersebut, pemerintah dapat melakukan adaptasi cepat terhadap sejumlah perubahan yang akan terjadi.

“Kemudian juga kita bisa menarik investasi yang sebesar-besarnya, bisa membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya kepada masyarakat kita, dan akhirnya bisa memberikan kemakmuran, kesejahteraan kepada masyarakat,” ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com