JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan jelang puncak musim hujan.
BMKG memprediksi puncak musim hujan bergeser dari semula Januari-Februari menjadi Februari-Maret 2020 mendatang.
"Kewaspadaan kita di periode musim hujan, kita harus waspada terutama puncak musim hujan untuk Jawa-Bali didominasi warna biru, artinya kita menghadapi puncak musim hujan di periode Februari-Maret," ujar Deputi Klimatologi BMKG Adi Ripaldi dalam konferensi pers di BNPB, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (29/11/2019).
Baca juga: BMKG: Baru 16 Persen Wilayah Indonesia yang Sudah Masuki Musim Hujan
Kendati demikian, kata dia, puncak musim hujan telah terjadi di wilayah Sumatera pada November ini.
Tak heran jika bencana banjir dan longsor seperti yang terjadi di Agam dan Solok Selatan sudah terjadi.
Namun untuk daerah-daerah di Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, puncak musim hujan diprediksi terjadi sekitar Februari-Maret.
"Ini lah bulan-bulan yang perlu kewaspadaan lebih karena puncak musim hujan yang segera kita hadapi ke depan," kata dia.
Baca juga: Viral Hujan Pelit Hanya 2 Meter, Begini Terbentuknya Menurut BMKG
Meskipun belum ada potensi, kata dia, tetapi waspada akan terjadinya bencana banjir tetap harus dilakukan.
Sebab, potensi banjir juga tidak hanya dilihat dari sisi curah hujannya saja tetapi beberapa faktor lainnya.
Apalagi, kata dia, wilayah-wilayah berpotensi banjir banyak terdapat di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
"Kewaspadaan menghadapi bencana ini tidak hanya di periode Maret tapi di periode musim hujan maupun di masa transisi seperti sekarang pun perlu diwaspadai karena hujan dengan intensitas tinggi dan durasi singkat juga sangat berbahaya di beberapa wilayah kita," pungkasnya.