Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah Sebut Sampah Plastik yang Jadi Bahan Bakar Pabrik Tahu Masuk Bersama Impor Bahan Kertas

Kompas.com - 21/11/2019, 15:32 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, sampah plastik yang dijadikan bahan bakar produsen tahu di Tropdo, Sidoarjo, tak masuk lewat jalur impor reguler.

Sebab, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan larangan mengimpor sampah plastik.

Ia mengatakan, sampah plastik itu masuk bersamaan dengan impor bahan baku kertas ke beberapa perusahaan kertas di sekitar Sidoarjo dan Mojokerto.

"Karena pada dasarnya sampah plastik itu adalah ikutan dari impor sampah kertas yang menjadi bahan baku industri kertas di Jawa Timur, sebagian besar ada di Mojokerto," ujar Khofifah di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

"Kami waktu itu sudah menyampaikan bahwa tidak ada regulasi yang membenarkan sampah plastik diimpor, tetapi ini kan ikutan dari sampah kertas yang diimpor sebagai bahan baku kertas," ucap dia.

Baca juga: Khofifah Minta Pertamina dan PGN Bantu Produsen Tahu di Tropodo Konversi Bahan Bakar

Khofifah mengatakan, ia telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, dan Pemkab Sidoarjo terkait masaah ini. 

Ia juga telah menyurati Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk membantu konversi bahan bakar sampah plastik menjadi bahan bakar minyak atau gas yang lebih ramah lingkungan.

"Pertama adalah opsi mengonversi dari sampah plastik menjadi wood pellet. Kedua adalah CNG (compressed natural gas). Kemudian ketiga adalah dari pipa gas yang memungkinkan bisa diperpanjang punyanya PGN. Jadi city gas yang diperpanjang pipanya," ujar Khofifah di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

"Saya pun sudah bertemu dan menyurat ke GM Pertamina. Jawa Timur dan Bali Nusra, untuk bisa dihitung kemungkinan insentif yang bisa diberikan kepada UKM tahu di Tropodo, untuk bisa mengkonversi sesegera mungkin bahan bakar yang sekarang ini dari sampah plastik," kata dia.

Baca juga: Pabrik Tahu Berbahan Bakar Plastik Impor Jadi Sorotan, Ini Kata KLHK

Sebelumnya, keberadaan pabrik-pabrik tahu tradisional di Tropodo sudah menjadi pembicaraan media nasional bahkan internasional.

Sebab, hasil pembakaran bahan bakar sampah plastik dari tungku-tungku pabrik tersebut menghasilkan sejumlah gas polutan yang berbahaya bagi kesehatan.

Salah satunya dioxin yang ditemukan terkandung dalam telur ayam yang diambil dari wilayah sekitar pabrik dan dijadikan sampel penelitian oleh International Pollutans Elimination Network (IPEN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com