Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenpan RB Sebut Pimpinan Daerah Perlu Komitmen Merespons Aduan Masyarakat

Kompas.com - 20/11/2019, 08:59 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Pelayanan Publik Kemenpan RB Diah Natalisa menyatakan perlu adanya komitmen kepala daerah dalam merespons kritik masyarakat yang dituangkan melalui sistem pengaduan.

Pengaduan tersebut baik dilakukan melalui Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) berbasis online dengan aplikasi LAPOR! maupun sistem pengaduan milik daerah.

Diah mengatakan, dalam penguatan sistem pengaduan, komitmen pimpinan daerah dalam merespons aduan sangat menentukan. Sebab, menurut dia, mayoritas daerah juga sudah memiliki sistem pengaduan tersendiri.

"Justru yang selalu kami tekankan dari temuan, dengan adanya kritik dan saran maka ini adalah ruang yang sangat baik terutama bagi pimpinan daerah," ujar Diah di Kantor Kemenpan RB, Jakarta, Selasa (19/11/2019).

"Terutama dalam memberikan respon apa yang harus ditindaklanjuti. Inilah salah satu penyebab lambatnya pengguna aplikasi LAPOR!," kata dia.

Baca juga: Kemenpan RB Buka 140 Formasi di CPNS 2019, Berikut Perinciannya

Namun, yang perlu dicermati adalah bagaimana integrasi laporan dengan sistem yang sudah ada.

Sekalipun pada kenyatannya banyak yang menganggap sistem yang sudah dimiliki daerah lebih baik dari LAPOR!.

Dalam upaya penguatan LAPOR!, Kemenpan RB memerlukan respons pimpinan daerah supaya aspirasi masyarakat didengarkan dan langsung ditindaklanjuti.

Diah mengatakan, sebagian daerah sempat khawatir dengan adanya LAPOR! karena secara tidak langsung dianggap dapat membuka aib sebuah institusi.

Namun demikian, Kemenpan RB terus melakukan koordinasi seiring dengan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola LAPOR!

Dengan demikian, apa yang sudah diadukan segera mendapat respons cepat.

"Sehingga keterhubungan semakin tinggi, kami juga tetap melakukan bimbingan dan pendampingan supaya admin benar-benar bisa menindaklanjuti," kata Diah.

Sebelumnya, survei Polling Center menyatakan bahwa 72 persen pengguna LAPOR! puas dengan aplikasi itu. Adapun margin of error survei sebesar 2,97 persen.

Hasil survei ini dikelompokan dalam dua temuan utama, yakni tingkat kepuasan pengguna terhadap SP4N-LAPOR! dan pengaruh perubahan operasional SP4N LAPOR! terhadap kepuasaan pengguna dan administrator.

Survei ini menggunakan metode kuantitatif melalui telepon yang mencakup periode Januari 2018 hingga Februari 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com