Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Demo Mahasiswa, YLBHI: Presiden Jokowi Harusnya Minta Pertanggungjawaban Kapolri

Kompas.com - 28/10/2019, 06:03 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menyebutkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya meminta pertanggungjawaban kapori mengenai tindakan represif petugas kepolisian kepada demonstran dalam aksi mahasiswa  22-30 September 2019. 

Menurut dia, tindakan aparat dalam aksi tersebut melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Terlebih, YLBHI menemukan korban dari tindakan aparat tersebut.

"Di atas kapolri ada presiden, presiden yang pilih kapolri. Artinya, pertanggungjawaban kapolri kepada presiden dan seharusnya presiden sejak dulu minta tanggung jawab kapolri, kenapa ada insiden berulang dan polanya sama," kata Asfinawati di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2019).

"Polanya (tindakan aparat) sama, tidak acak. Artinya kalau disimpulkan secara awal, ini ada perintah. Polisi tidak akan berani bertindak tanpa persetujuan atau perintah atasan," kata dia.

Baca juga: Bawa Senjata Api Saat Demo Mahasiswa Kendari, Mantan Kasat Reskrim Jalani Sidang Disiplin

Asfinawati mengatakan, dalam UU Kepolisian, Polri merupakan satu-kesatuan sehingga ada jalur komando dari komandan apabila mereka menangani huru-hara. 

Mereka harus tetap berada dalam pasukan dan tidak boleh pergi dari pasukannya dan melakukan tindakan secara sendiri-sendiri.

"Jadi sangat jelas apa pun yang ada di lapangan adalah tanggung jawab pimpinan. Dalam konsep pelanggaran HAM berat, maka itu disebut pertanggungjawab komando. Komandan yang mengetahui atau patut mengetahui ada pelanggaran HAM maka dianggap sebagai pelaku," kata dia.

"Maka apa pun yang terjadi, yang punya kesalahan, kalau ini (yang menangani) polda, maka kapolda penanggungjawab utama, tetapi kapolda punya kapolri, maka apa pun yang terjadi banyak sedikitnya tanggung jawab kapolri," ucap dia.

Oleh karena itu, pihaknya pun menuntut kepada presiden, Komna HAM, dan Ombudsman RI untuk menelusuri dari level manakah perintah terhadap pasukan kepolisian dalam menangani aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.

Baca juga: 3 Polisi 2 Kali Lepaskan Tembakan Saat Demo Mahasiswa Kendari

Saat demo mahasiswa 22-30 September, Kapolri dijabat Jenderal (Pol) Tito Karnavian. 

Saat ini, Tito diangkat Presiden Jokowi menjadi Menteri Dalam Negeri di kabinet terbaru. Sebagai penggantinya, Kabareskrim Polri Komjen Idham Aziz ditunjuk sebagai calon tunggal Kapolri. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com