Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Disebut Belum Cukup Dapat Kursi Menko PMK

Kompas.com - 26/10/2019, 17:45 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penunjukan Muhadjir Effendy sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo dinilai belum cukup bagi Muhammadiyah.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Fahmi Salim dalam diskusi bertajuk 'Kabinet Bikin Kaget' di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

"Saya kira enggak (belum cukup) ya," kata Fahmi ketika ditanya terkait apakah Muhammadiyah sudah merasa cukup dengan jatah kursi menteri.

Baca juga: Catat, Menko PMK Usahakan Jatah Guru Honorer dalam Penerimaan PNS/PPPK Terus Ada

Pasalnya, jabatan menteri koordinator tidak mempunyai otoritas yang bersifat teknis serta tidak memiliki kewenangan anggaran sebagaimana kementerian teknis.

"Menteri koordinaotr itu kan tidak memiliki kewenangan otoritas serta anggaran tidak sebagaimana dengan kementerian teknis," ujar dia.

Berdasarkan hal itu, Fahmi menyebut Muhammadiyah kecewa jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diberikan kepada Nadiem Makarim.

Meski demikian, Fahmi juga menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak pernah menetapkan target berapa jumlah kursi menteri yang harus didapatkan, apalagi meminta-minta jatah menteri kepada Presiden.

Baca juga: Cerita Muhadjir Effendy, Konsultasi ke Puan Saat Diminta Jadi Menko PMK

"Yang jelas, Muhammadiyah tidak pernah minta dan tidak pernah juga meminta target, tidak pernah memberikan patokan harus begini-begini, itu dikembalikan kepada (hak prerogatif) Presiden," ujar dia.

Diketahui, Presiden Jokowi menunjuk pendiri Gojek sebagai Mendikbud dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Nadiem menggantikan kader Muhammadiyah, Muhadjir Effendy. Muhadjir sendiri diberikan tugas baru, yakni sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 

 

Kompas TV Rombongan yang berjalan kaki ini bukan sedang mengunjungi kebun ataupun sawah. Bersama warga setempat bernama dakri sebagai penunjuk jalan rombongan ini menelusuri wilayah Desa Semedo untuk mencari fosil dan artefak purba. Saat menelusuri sungai kering rombongan pengunjung juga mendapati sebuah batu yang terdapat bekas gading gajah. Ternyata benar tak jauh dari batu itu ditemukan fosil yang diyakini sebagai tulang gajah purba atau Stegodon yang hidup 1,2 juta tahun lalu. Hampir setiap hari Desa Semedo yang berada di ujung timur Kabupaten Tegal, Jawa Tengah tak pernah sepi dari kunjungan warga. Sejak dikenal sebagai desa situs purbakala Desa Semedo menjadi destinasi wisata purbakala. Fosil tulang lutut gajah purba dan gigi ikan hiu menjadi temuan terbaru di kawasan Situs Semedo. Sebelumnya sudah ada sekitar 3000-an fosil dan artefak yang disimpan di Rumah Dakri antara lain tulang Banteng Jawa, tengkorak karnivora dan hewan-hewan laut. Untuk sementara semua temuan banyak disimpan di rumah milik Dakri. #Fosil #DesaSemedo #Tegal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com