JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menyayangkan masih ada penyebutan istilah minoritas dan mayoritas dalam pergaulan masyarakat di Indonesia.
Menurut Moeldoko, hal itu sangat disayangkan lantaran semestinya tak perlu ada pengelompokan seperti itu.
Moeldoko mengatakan semua golongan di Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama, Seluruh warga juga berkedudukan setara dalam segala hal.
Baca juga: Moeldoko: Kantor Staf Presiden Akan Dibubarkan
"Kita sudah merdeka sekian tahun masih bicara mayoritas-minoritas. Hilangkan itu, enggak ada itu. Sepanjang kita masih bicara minoritas-mayoritas, ini kebangsaan kita enggak pernah bulat. Lonjong terus kayak telur," ujar Moeldoko dalam kuliah umum bertajuk Tantangan Ketahanan Nasional Kekinian di Kampus UI Salemba, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Ia menambahkan pola pikir yang mengelompokkan antara minoritas dan mayoritas dapat memicu konflik horisontal.
Moeldoko mengatakan, siapapun yang merasa mayoritas dalam lingkup kehidupan sosial di Indonesia sebaiknya segera menghilangkan pola pikir tersebut.
Baca juga: Moeldoko Minta Mahasiswa Tak Demo Saat Pelantikan Jokowi-Maruf Amin
"Kita bersepakat tidak ada minority majority. Ini sensitif ya, tapi saya harus mengatakan bahwa perlunya kita saling menjaga," ujar Moeldoko.
"Jangan mengklaim ya, lo di sana gue di sini. Lo bukan bagian gua. Ini sudah mulai berjalan di sekolah-sekolah. Ini bahaya ini. Sikap-sikap intoleransi tidak boleh dibenarkan ke anak-anak kita," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.