JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 115.290 jiwa mengungsi di Ambon pasca gempa bumi yang terjadi M 6,5 pada 26 September 2019 lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu tidak terlalu parah.
Namun, ketakutan masyarakat menjadi penyebab utama mengapa mereka memilih meninggalkan rumah untuk mengungsi.
"Laporan dari Tim BNPB, di Ambon kerusakan sebenarnya tidak terlalu parah, tapi karena masyarakar takut, banyak isu hoaks tak betul, seperti akan ada banyak gempa susulan membuat mereka takut dan mengungsi. Ada 115.290 jiwa mengungsi," kata Agus dalam acara Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (2/10/2019).
Baca juga: Presiden Jokowi Kirim Bantuan ke Ambon dan Wamena
Dia mengatakan, masyarakat yang ketakutan itu mengungsi ke bukit-bukit.
Namun mereka juga mengalami kesulitan karena saat ini sering turun hujan lebat yang menyebabkan kesehatan mereka terganggu.
"Kami sosialisasi kepada masyarakat untuk kembali ke rumah dan mengikuti imbauan pihak terkait," kata dia.
Baca juga: Hilangkan Trauma Korban Gempa di Ambon, Dompet Dhuafa Dirikan Pos Hangat dan Taman Ceria
Adapun akibat gempa bumi Maluku tersebut telah jatuh korban meninggal dunia sebanyak 28 jiwa dan luka-luka 150 jiwa.
Meski tak parah, dampak kerusakan akibat gempa ini mencapai 6.184 rumah rusak dengan wilayah terdampak Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat.
"Yang banyak korban di Ambon karena di sana padat pendududk. Rumah padat. Banyak yang tertimpa bangunan," ucap dia.
Baca juga: Dua Pengungsi Korban Gempa Ambon Meninggal di Tenda Darurat
BNPB sendiri memberikan bantuan dana siap pakai senilai Rp 1 miliar untuk bisa digunakan daerah menangani pascagempa.
Selain itu, BNPB juga membantu menyediakan logistik kebutuhan para pengungsi dan korban.