Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit Hujan di Sumatera-Kalimantan Muncul, 5 Pesawat Hujan Buatan Dikerahkan

Kompas.com - 24/09/2019, 17:36 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengerahkan 5 pesawat untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan di wilayah yang terkena bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan TMC hujan buatan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Sebagian di antaranya telah turun hujan.

"Ada 5 pesawat yang kita kerahkan untuk Sumatera dan Kalimantan dalam operasi TMC," ujar Seto dalam jumpa pers di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (24/9/2019).

"Sekarang kami sedang melakukan TMC hujan buatan di Kalimantan-Sumatera. Didukung dengan 4 pesawat, Casa 212-200 di Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan, CN 1295 di Kalimantan Tengah, C-130 di Riau, dan besok Casa 212-200 di Riau. Kita lihat daerah mana yang membutuhkan itu," lanjut dia.

Baca juga: BPPT Sebut Hujan Buatan di Kalbar Signifikan Kurangi Asap

Seto mengatakan, penambahan pesawat tersebut dilakukan karena sejak Jumat (20/9/2019) lalu telah ditemukan potensi awan hujan di Sumatera dan Kalimantan.

Bibit-bibit hujan tersebut terpantau sudah banyak sehingga pihaknya terus melakukan pengerjaan TMC dengan menyebarkan kapur tohor aktif yang membantu mempercepat proses pertumbuhan awan.

"Dengan semakin banyak potensi (awan) yang ada, maka semua armada yang kami punya dikerahkan supaya masalah ini bisa selesai," kata dia.

BPPT pun menargetkan pada akhir bulan September ini, tepatnya 30 September, akan ada perubahan signifikan terhadap penurunan eskalasi karhutla.

"Sebelumnya memang tak pernah menggunakan pesawat sebanyak itu. Sekarang kami total TMC," kata dia.

Baca juga: Hujan Buatan Akan Dilakukan di Karhutla Sumatera dan Kalimantan

Dia menegaskan, hujan menjadi satu-satunya cara yang dapat menghentikan karhutla parah yang terjadi seperti saat ini.

Dengan demikian, teknologi modifikasi hujan buatan dinilainya sangat berperan.

Meski luasannya belum dihitung, kata dia, tetapi secara kuantitatif di Kalimantan Barat hujan buatan sudah efektif meredakan karhutla sebanyak 50 persen. 

 

Kompas TV Kepolisian mulai memukul mundur demonstran di depan Gedung DPR RI menggunakan <em>water canon</em> untuk memecah konsentrasi massa di depan Gedung DPR RI. Pihak kepolisian pun telah menyiagakan pasukan di area dalam gedung DPR RI. Demonstran melempari pihak pengamanan dengan berbagai benda. #DemoMahasiswa #DPRRI #RevisiKUHP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com