Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Saya Lagi Jeda Berpolitik...

Kompas.com - 21/09/2019, 19:23 WIB
Nursita Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden pada Pilpres 2019 Sandiaga Uno menyatakan dirinya masih istirahat dari dunia politik.

Dia baru akan memutuskan soal peluangnya kembali ke Gerindra dalam beberapa bulan ke depan.

"Saya sendiri sekarang lagi jeda berpolitik, mungkin dalam beberapa bulan ke depan kita putuskan bersama," ujar Sandiaga di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (21/9/2019).

Baca juga: Sandiaga Uno Tak Akan Hambat Istrinya Berpolitik

Sandiaga mengakui, banyak orang yang mendukungnya kembali ke Gerindra. Dia pun masih berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengenai peluangnya menjadi politikus Gerindra lagi.

"Kemarin ketemu sama Pak Prabowo. Pembicaraan ini kan terus dan saya nyaman dengan pembicaraan Pak Prabowo," ujar Sandiaga.

"Pak Prabowo menginginkan kita terus berada di tengah-tengah masyarakat. Jadi harapan ke depan, kita sinergi terus," lanjut dia.

Sebelumnya, Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menyatakan, Sandiaga Uno, akan kembali menjadi kader Partai Gerindra dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) partainya.

Sandi sebelumnya menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra.

Baca juga: Sandiaga Uno: Om Rudi Selalu Memberi Motivasi...

Sandiaga sendiri keluar dari Partai Gerindra untuk maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, Agustus 2018.

Prabowo mengaku meminta Sandiaga untuk mundur sebagai kader Gerindra agar bisa diterima oleh dua parpol pengusung lain, yakni PAN dan PKS.

Jika Sandiaga tidak keluar dari Gerindra, capres-cawapres tersebut keduanya berasal Gerindra.

 

Kompas TV Inilah detik-detik seorang anggota TNI yang menyelamatkan bocah berinisial MS. MS dirantai di belakang rumah oleh orangtuanya di daerah Lhokseumawe, Aceh. MS dirantai karena tak bawa uang dari hasil mengemis. MS mengaku jika tak bawa uang akan dipukul. MS Harus membawa uang sebesar 100 ribu – 200 ribu per hari. Tetangga pun mengungkap sering melihat MS terima perlakuan kasar dari orangtuanya. “Mamaknya ini selalu menyuru dia mengemis sampai sekolahnya tidak ada lagi, kadang dia mencari uang sampai pulang jam 1 malam saya melihat di depan itu kalau tidak ada uang 200 ribu kadang dia dipukul ,makanya dia kadang gak berani pulang udah dipukul dirantai lagi yang dengar tetangga disini tidak bisa bantua karena dikurung dalam rumah jadi warga hanya bisa mendengar saja warga juga sudah meminta orang tuanya untuk melepaskan namun tidak didengar pekerjaan orang tuanya mencari barang bekas.” Jelas Muhammad Yusuf Ismail, Kepala Dusun 5 Desa Tempok Tengoh. Semntara itu, orangtua MS telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Polres Lhokseumawe. Orangtua MS terancam hukuman 10 tahun penjara. Sementara MS tinggal bersama saudaranya dan telah diserahkan ke pihak Dinas Sosial Lhokseumawe. #kisahtni #bocahdirantai #lhokseumawe
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com