Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Sampaikan Duka Cita Atas Meninggalnya HS Dillon

Kompas.com - 17/09/2019, 05:54 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyampaikan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya mantan anggota Komnas HAM, Harbrinderjit Singh Dillon, Senin (16/9/2019), pukul 18.00 WITA.

"Kami mengucapkan duka yang mendalam. Beliau adalah salah satu anggota Komnas HAM pada periode awal Komnas HAM," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam ketika dihubungi Kompas.com, Senin malam.

"Di mana periode mencari bentuk kelembagaan dan kiprah Komnas HAM, di tengah minimnya berbagai hal dan harapan besar atas berbagai kasus dan masalah HAM di Indonesia oleh masyarakat Indonesia dan dunia," sambung dia.

Mantan Anggota Tim Gabungan Pemberantasan Korupsi, HS DillonKompas.com/SABRINA ASRIL Mantan Anggota Tim Gabungan Pemberantasan Korupsi, HS Dillon
Baca juga: Meninggal di Bali, HS Dillon Dirawat Sejak 19 Agustus 2019

Menurut Anam, HS Dillon berhasil meletakkan pondasi kinerja Komnas HAM, yakni terkait imparsialitas dan netralitas.

"Beliau bekerja keras serta memberikan pondasi penting atas Komnas HAM, khususnya cara bekerja yang independen dan imparsialitas," lanjut Anam.

Oleh sebab itu, kiprah Dillon dalam perjalanan Komnas HAM tidak akan pernah terlupakan.

Diberitakan, HS Dillon meninggal dunia di RS Siloam, Bali, Senin petang.

Rencananya, jenazah akan disemayamkan di rumah duka RSAD Denpasar, kemudian dikremasi di Krematorium Mumbul, Selasa (17/9/2019) pukul 14.00 WITA.

Baca juga: HS Dillon Meninggal, Begini Riwayat Hidup Pejuang Para Petani Itu

Upacara kenegaraan juga akan dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan Tabanan.

HS Dillon pernah menjabat anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 1998-2003. Dia juga sempat menjabat anggota Dewan Ekonomi Nasional pada 1999-2000.

Lalu, anggota Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dari 2000 hingga 2001, Kepala Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dari Maret 2001 hingga Oktober 2001, dan Utusan Khusus Presiden bidang Penanggulangan Kemiskinan dari 2011 hingga 2014.

 

Kompas TV Terkait kebakaran hutan dan lahan yang semakin massif, malam ini (16/9) Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Pekanbaru, Riau.<br /> Sejumlah pejabat hadir, mulai dari Kapolri, Panglima TNI, menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kepala BMKG. Dalam ratas itu, Jokowi menyinggung peran pemerintah daerah yang minim dalam mencegah munculnya titik api.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com