JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian belum menemukan jenazah lima orang yang diduga korban dari penyerangan di Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, Papua.
"Untuk beberapa yang diduga informasi awal adanya korban meninggal dunia sampai sekarang belum diketemukan jenazahnya," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2019).
Padahal, polisi setempat telah menyambangi titik koordinat yang diduga menjadi lokasi jenazah para korban.
Baca juga: 417 Penambang Emas di Yahukimo Menyelamatkan Diri Ke Boven Digoel
Namun, setelah melakukan perjalanan hingga 8 hari menuju titik koordinat tersebut, polisi tak menemukan satu pun jenazah.
"Jadi ketika ditemukan titik kordinatnya, yang perjalanannya 8 hari menuju ke situ, ya sudah enggak ada lagi (jenazahnya)," kata dia.
Kini, polisi sedang fokus melakukan evakuasi para penambang tersebut. Hingga Jumat hari ini, total terdapat ratusan orang yang telah berhasil dievakuasi.
Baca juga: Wiranto Sebut Penyerangan di Yahukimo Tak Terkait Kerusuhan Papua
Dedi mengatakan, sebanyak 288 pendulang emas berhasil dievakuasi pada 4 September lalu. Kemudian, 189 orang diselamatkan pada 5 September 2019.
Terakhir, sebanyak 6 korban yang mengalami luka bacok telah dilarikan ke Rumah Sakit Tanah Merah.
Sebelumnya, polisi menduga, penyerangan terhadap orang-orang yang diduga penambang emas di Distrik Sarandela, Kabupaten Yahukimo, Papua itu terjadi secara spontan.
Baca juga: Polri Duga Penyerangan Pendulang Emas di Yahukimo Spontan
"Motifnya hanya penyerangan secara spontan ya terhadap masyarakat yang sedang melakukan pendulangan emas," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Dedi mengatakan, para penyerang melakukan aksinya secara tiba-tiba sambil membawa sejumlah senjata tajam.