Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said Bertemu Wapres Kalla Bahas Energi Terbarukan

Kompas.com - 21/08/2019, 12:36 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri ESDM Sudirman Said, Rabu (21/8/2019) siang, menemui Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Kepada wartawan, awalnya Sudirman mengaku, kunjungannya ini adalah silaturahim biasa.

"Silaturahim saja tadi. Enggak ada yang istimewa," ujar Sudirman, setelah melangsungkan pertemuan tertutupnya dengan Wapres Kalla.

Baca juga: Sudirman Said: Hasil Pilpres 2019 Patut Dicurigai Berasal dari Proses yang Tak Adil

Namun setelah itu, ia mengaku mendiskusikan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Menurut dia, Wapres Kalla memiliki perhatian yang sangat besar terhadap energi terbarukan.

Ia menambahkan, fosil yang ada di dalam bumi akan segera habis. Tren dunia saat ini pun bergeser kepada lingkungan yang lebih ramah dalam berbagai hal. Termasuk pemanfaatan energi.

"Jadi, kita berharap ke depan itu, baik PLN maupun Kementerian ESDM, juga kembali kepada fokus untuk pembangunan reneweble energy," kata dia.

Sosok Sudirman Said diketahui merupakan Menteri ESDM di era Kabinet Kerja Jokowi-JK Oktober 2014 hingga Juli 2016.

Presiden Jokowi kemudian mencopotnya dan menempatkan Ignasius Jonan sebagai pengganti Sudirman.

Baca juga: Sudirman Said Kritik Presiden Jokowi soal Perilaku Elite di Lingkarannya

Selepas tidak menjabat menteri, Sudirman sempat mengikuti Pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada 2018 lalu bersama Ida Fauziyah. Ia diusung oleh Partai Gerindra, PKS, PAN, dan PKB.

Namun, Sudirman dan Ida gagal. Pilkada Jateng dimenangkan petahana Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen.

Ia juga diketahui menjadi tim sukses pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilu 2019 melawan mantan atasannya, Joko Widodo yang berpasangan dengan Kiai Haji Ma'ruf Amin.

Namun, pasangan yang diusung Sudirman kalah. KPU memutuskan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang Pilpres 2019.

 

Kompas TV Sekelompok peneliti yang terdiri dari dosen dan mahasiswa fakultas teknik kimia Universitas Jember, Jawa Timur, mampu mengolah limbah tongkol jagung menjadi bahan plastik beodegradule atau bahan organik. Limbah tongkol jagung diolah sedemikian rupa dengan pengolahan dan proses dengan cairan tertentu dijadikan bahan plastik beodegradule berupa lembaran-lembaran kecil. Untuk menjadikan pemahaman langsung kepada warga, kelompok ini langsung mengajarkan kepada puluhan ibu rumah tangga di Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Jember. Proses pembuatan bahan plastik ini pun menggunakan peralatan sederhana dan sudah dikenal kalangan ibu rumah tangga. Untuk bahan yang dibutuhkan adalah sejumlah tongkol jagung yang sebelumnya dihaluskan terlebih dulu. Hasil tongkol jagung yang telah dihaluskan tersebut dicampur dengan air dan bahan biopolimer lainnya dalam cawan yang dipanaskan hingga suhu tertentu. Hasil dari adonan tongkol jagung tersebut kemudian dikeringkan secara manual atau pun dimasukkan dalam oven pemanas. Bahan plastik beodegradule yang dibuat ini merupakan bahan ramah lingkungan dan tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan. Pelatihan ini pembuatan bahan plastik beodegradule mendapat sambutan positif dari kalangan ibu rumah tangga. Hal ini karena selain dapat mengisi waktu luang di rumah, juga nantinya dapat membantu perekonomian keluarga. Meski saat ini masih belum diproduksi secara massal dan masih memerlukan proses penelitian lanjutan, namun bahan plastik beodegradule dari tongkol jagung merupakan terobosan energi terbarukan bahan plastik yang ramah lingkungan. #TongkolJagung #PlastikdariTongkol #BahanPlastik<br />
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com