Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Seleksi Pembuatan Logo HUT Ke-74 RI

Kompas.com - 15/08/2019, 12:47 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pembuatan logo HUT ke-74 RI diklaim sudah melalui proses yang panjang. Setelah melewati Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Mensesneg, logo-logo yang dibuat oleh tenaga profesional dari Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) tersebut diajukan ke Presiden untuk dipilih dan disetujui.

Bagaimana sebenarnya proses pembuatan logo tersebut?

Wakil Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Pesik menegaskan kriteria pembuatan logo HUT ke-74 RI tersebut menitikberatkan pada nilai artistik, kemudahan aplikasi dan memiliki kelanjutan gaya dengan desain tahun-tahun sebelumnya.

Kriteria tersebut, imbuhnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Untuk prosesnya sendiri, telah melalui beberapa tahap. Dimulai dengan permohonan Setneg ke Bekraf. Selanjutnya Bekraf menyusun panduan strategi yang kemudian disampaikan ke ADGI.

Selanjutnya ADGI menyampaikan ke anggotanya dan mengirimkan berbagai kandidat dari berbagai kota. Selanjutnya Bekraf dan Mensesneg akan melakukan kurasi kemudian dibawa ke presiden.

Baca juga: Ini Makna dan Filosofi Persatuan di Logo HUT Ke-74 RI

“Kita tak mau proses penting perayaan HUT RI dikerjakan amatir. Jadi mereka (ADGI) melakukan sayembara sekitar 5-10 orang lalu diajukan ke presiden oleh Kepala bekraf dan Mensesneg. Yang menyetujui presiden,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (14/8/2019) malam.

Tenaga Profesional

Saat ditanya mengenai kenapa logo dipercayakan kepada ADGI, Ricky menyebut hal ini lantaran ADGI berisikan tenaga profesional yang ahli dalam bidang desain komunikasi visual.

“Pertimbangan karena anggota ADGI para profesional dan mereka tahu, ilmunya di mereka. Mereka bukan sekedar tukang gambar. Ilmu perancangan identitas adalah profesi mereka sehari-hari,” kata Ricky.

Menurutnya, sebetulnya lead sektor untuk identitas kemerdekaan RI adalah Sekretariat Negara tapi memang selalu melibatkan banyak kementrian dan lembaga, terkait dengan acara termasuk juga persiapannya.

Pihaknya menyampaikan ingin memberikan contoh tentang proses profesional ke lembaga-lembaga pemerintah lain terkait perancangan identitas.

“Jadi, kami ingin memberi contoh ke lembaga-lembaga pemerintah lainnya bagaimana proses profesional untuk prancangan identitas. Jadi bukan sekedar pembuatan logo tapi penyampaian makna, sampai bagaimana implementasi ke berbagai medium,” katanya lagi.

Ricky menyebut, logo HUT ke-74 RI ini bisa digunakan oleh publik termasuk lembaga pemerintah ataupun masyarakat.

Makna Persatuan

Pada perayaan HUT RI di istana nanti, Ricky juga menyebut akan ada pameran karya logo HUT RI tahun 71-74 yang berisikan cerita pemenang, serta makna filosofinya.

Sementara itu, Bima Surya Pamila, desainer logo terpilih tersebut, menyebut pesan persatuan adalah pesan yang ingin ia tuangkan dalam logo yang dibuatnya kali ini.

“Motivasi saya mengikuti sayembara ini adalah ingin menyampaikan persatuan,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Tentang persatuan, bukan 7 dan bukan 4 tetapi 74. Hal ini menurutnya melambangkan tentang kita, bukan “aku” atau “kamu”.

Selain itu, nilai filosofis juga terdapat pada garis elevasi dalam logo, hal ini melambangkan visi untuk selalu menjadi yang terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta Rest Area Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com